Arsitek Muda Indonesia Ciptakan Konsep Infrastruktur di Mars
Sementara untuk produksi makanan, Ary menggunakan teknologi aeroponics –tanpa menggunakan media tanah– yang ditempatkan di tengah-tengah kota.
Selain untuk pasokan makanan, menurut Ary, kehadiran tanaman di Mars penting untuk aspek psikologis manusia yang tinggal di sana nantinya.
Pria asal Bali tersebut mengaku belum pernah mengikuti perlombaan rancang desain infrastruktur. Namun, konsep yang dibuatnya untuk Mars tersebut berangkat dari kegelisahaannya sejak lama melihat infrakstruktur perkotaan di Indonesia.
Dalam mendesain konsep infrastruktur, Ary mengaku terinspirasi dari banyak hal, mulai dari jaman prasejarah saat manusia mulai bercocok tanam, Elon Musk yang berhasil meluncurkan roket luar angkasa Space X, hingga film fiksi ilmiah tentang kehidupan di Mars “The Martian” (2015) yang dibintangi Matt Damon.
“Lama pembuatan konsep mulai dari ide awal (sampai selesai) kurang lebih sebulan lebih,” ujar pria yang saat ini bekerja pada sebuah perusahaan arsitektur di Jakarta itu.
Menurut Yvonne Lin dari Singapore Space and Technology Association, Mars dapat dijadikan habitat untuk manusia bukan lah hal yang mustahil.
Menurut dia, perkembangan ilmu pengetahuan tentang ruang angkasa saat ini sangat cepat, terutama di Asia.
“Kita (Asia) perkembangannya sangat cepat. Banyak sekali investasi di bidang teknologi. China salah satu pemain terbesar dalam hal teknologi,” ujar Yvonne dalam acara itu.
Ditambah, badan penerbangan dan antariksa Amerika Serikat NASA telah memiliki misi untuk mengirim orang ke Mars.
Seberapa jauh rencana itu akan terwujud, Yvonne mengatakan kemungkinan tahun 2030-an, atau mungkin lebih jauh dari itu. Yang pasti ada di masa depan. Sementara itu, sebagai orang yang telah merancang infrastruktur perkotaan Mars untuk satu juta orang, saat ditanya apakah ingin ke Mars jika diberi kesempatan, Ary menjawab mau. “Tapi harus tiket bolak-balik,” tambah Ary. (Ant)