Sonny Keraf Ingatkan Pembangunan Tak Korbankan Orangutan
Sonny mengimbau semua pihak untuk berfikir lebih komprehensif. Penolakan terhadap pembangunan PLTA tersebut berarti mendorong pemerintah menggunakan energi berbasis fosil seperti batubara dan minyak bumi untuk pembangkit listrik.
“Kalau semua pembangunan pembangkit energi terbarukan dihadang dengan isu lingkungan, tidak akan ada investor yang mau masuk. Maka komitmen kita untuk menurunkan emisi GRK akan terancam. Lalu kita akan terus menerus membakar batubara yang membuat dampak buruk perubahan iklim menjadi-jadi,” katanya.
Sonny menegaskan, pengembangan proyek pembangkit listrik bukanlah tanpa risiko. Untuk itu, harus dipilih proyek yang memiliki risiko lingkungan paling rendah dan dilakukan mitigasi terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan.
Dia juga mengingatkan, pengembangan energi terbarukan yang memanfaatkan sumber daya alam yang ada di dalam negeri akan mengurangi impor bahan bakar minyak yang berarti penghematan devisa.
“Keberadaan PLTA Batangtoru akan menggantikan pembangkit diesel terapung yang kita sewa dari Turki dengan biaya besar dan masih menggunakan minyak bumi. Jika bisa memanfaatkan sumber daya di dalam negeri, tentu akan lebih baik dan lebih murah,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, untuk memastikan kelestarian orangutan, dia sudah memerintahkan pengembang PLTA Batangtoru untuk menjaga koridor orangutan yang ada. Dia juga sudah menginstruksikan agar pengembang PLTA memperkuat dokumen Amdal untuk mengakomodasi keberadaan orangutan di sekitar lokasi pengembangan.
Tim KLHK juga sudah lebih dari satu bulan memantau secara khusus pergerakan orangutan dan aktivitas pengembangan PLTA. Hasilnya, orangutan masih eksis dan bisa hidup berdampingan dengan aktivitas manusia. (Ant)