Pentingnya Pendidikan, Dorong Nuroni Dirikan Pesantren
Editor: Mahadeva WS
Para santri yang tinggal di rumah masing-masing, merupakan anak warga sekitar yang juga belajar di sekolah umum. Menggunakan dana mandiri, dibantu oleh sejumlah donatur, Nuroni membangun sejumlah Kobong (pondok) atau asrama, bagi para santri. Saat ini ada satu unit kobong yang dibangun di lahan seluas 15×30 meter, dan lahan lain digunakan untuk perumahan serta aula untuk kegiatan belajar.
Aula belajar kerap digunakan untuk pengajian bagi warga umum di wilayah Desa Padan dan Desa Babulang, yang berada di sekitar pondok pesantren Al-Fadani. Santri Al-Fadani diberi dasar-dasar ilmu cara membaca bahasa Arab, Tajwid, Hadits, Fikih serta sejarah Islam.
Selain anak-anak di sekitar desa Padan, sebagian siswa berasal dari wilayah Tanjungkarang serta sejumlah wilayah lain. Siswa dari luar daerah ini menetap di kobong yang disediakan. Materi harian sebagai santri diantaranya, di pagi diberi kesempatan belajar ngaji tajwid, pengajian fiqih dan hafalan Alquran. “Sebagai pesantren yang ingin memperkenalkan sekaligus memperdalam ilmu agama Islam, siswa diberi bekal sembari melakukan kegiatan bertani serta memelihara ikan,” beber Nuroni.
Siswa yang tinggal di kobong, merupakan siswa yang sudah tidak bersekolah di sekolah umum. Meski demikian, siswa yang belajar di pesantren tersebut merupakan siswa yang bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Hidayah Padan serta Madrasah Tsanawiyah (MTS) Al Furqon, yang ada di Desa Rawi.
Waktu belajar di pesantren, disesuaikan dengan waktu yang dimiliki para siswa. Sejumlah siswa yang saat ini berjumlah sekitar tujuh orang merupakan siswa putus sekolah yang tinggal di kobong untuk fokus belajar ilmu agama.