Pascagempa, KPU Sulteng Fokus Data Penyelenggara Pemilu
PALU – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Tengah (Sulteng), fokus melakukan pendataan penyelenggara Pemilu hingga tingkat desa atau kelurahan di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan sebagian Kabupaten Parigi Moutong. Upaya tersebut dilakukan pascagempa 7,4 Skala Richter (SR), Jumat (28/9) lalu.
Hal itu dikarenakan, penyelenggara pemilu di level bawah, menjadi sosok yang memiliki peran penting untuk kesuksesan Pemilu 2019. “Dua pekan pertama di Oktober ini, kami melakukan pendataan keberadaan penyelenggara, bagaimana kondisi terakhir mereka,” kata Ketua KPU Sulteng Tanwir Lamaming, Selasa (9/10/2018).
Setelahnya, KPU Sulteng akan melakukan koordinasi dengan KPU di wilayah bencana. Terutama membahas tindaklanjut pascabencana, karena paling utama memulihkan semangat psikologis penyelenggara Pemilu. “Pemulihan ini butuh waktu, tidak hanya sebulan dan dua bulan saja, sementara tahapan tersisa enam bulan lagi,” tandasnya.
Gempa dan tsunami di Sulteng, akan memberikan pengaruh pada proses penyelenggara pemilu. KPU Sulteng juga akan melakukan pertemuan dengan pimpinan partai politik di daerah.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo mengatakan, berdasarkan peraturan perundangan, tahap-tahapan pemilihan umum dapat dihentikan sementara, apabila daerah tempat pemilu tidak memenuhi syarat penyelenggaraan. Salah satu faktor yang bisa menghentikan tahapan pemilu adalah bencana alam. “Pileg dan Pilpres itu bisa ditunda untuk sementara, sepanjang daerahnya misalnya bencana. Baik di tingkat TPS, kecamatan, desa maupun kota dan kabupaten,” ujar Tjahjo.
Masa kampanye pilpres dan pileg 2019, sudah berlangsung sejak 23 September 2018 lalu sampai 13 April 2019. (Ant)