Menag: Santri Harus Jadi Pionir Perdamaian

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin - Foto: Istimewa/Dok. CDN

BANDUNG – Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, menyatakan, Hari Santri Nasional (HSN) 2018, harus menjadi momentum bagi para santri, sebagai pionir membawa pesan-pesan perdamaian ke seluruh penjuru negeri.

“Hari Santri Nasional ini, harus mempertegas peran santri sebagai pioner perdamaian, yang berorientasi pada spirit moderasi beragama di Indonesia,” ujar Menag, Minggu (21/10/2018).

Lukman mengatakan, banyaknya berita bohong atau hoaks, kebencian akibat perbedaan pandangan, serta propaganda kekerasan, harus sedikit demi sedikit dihilangkan demi menjaga keutuhan NKRI.

Dalam upaya menghilangkan benih-benih perpecahan tersebut, santri harus menjadi garda terdepan dalam menebarkan nafas perdamaian. “Karenanya para santri semestinya makin kuat bersuara dan aktif memberi teladan perdamaian di era yang gampang gerak ini. Mari tebarkan kedamaian di mana pun kapanpun dan pada siapapun,” tandasnya.

HSN telah ditetapkan tiga tahun lalu, melalui Keputusan Presiden No.22/2016. HSN bukan hanya sebatas penetapan atau pengakuan semata, namun sebuah langkah, agar pondok pesantren bisa menjadi basis kemajuan pengetahuan agama maupun kualitas sumber daya manusia.

Hari santri menjadi prasasti, menegaskan bahwa bernegara sama pentingnya dengan beragama. Menag pun mengajak, seluruh santri untuk tidak melupakan jasa ulama saat masa penjajahan. Peran ulama maupun kyai, memberikan kontribusi dengan mengawinkan agama dan bernegara, dalam satu koridor yang sama.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan yakni, memupus segala bentuk perpecahan, akibat perbedaan pandangan politik, meminimalisir informasi bohong, serta membantu saudara se-tanah air yang dilanda bencana. “Kecintaan pada agama dan kecintaan pada negara marilah dibuktikan dengan menyatukan kembali saudara saudari kita yang terbelah karena berbeda pilihan,” pungkasnya. (Ant)

Lihat juga...