Memahami NDC dan Upaya Mempertahankan Suhu Udara Dunia

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

JAKARTA — Pertemuan Panel Antarpemerintah terkait perubahan iklim di Incheon, Korea yang berlangsung sejak Senin (1/10/2018) menunjukkan data yang mengejutkan.

Berdasarkan Kesepakatan Paris yang diratifikasi oleh 181 negara ditentukan bahwa pemberlakuan NDC (Nationally Determined Contribution) yang akan menahan laju kenaikan suhu global di bawah dua derajat celcius. Tapi setelah melakukan perhitungan dari NDC tiap negara anggota, didapatkan suhu global akan naik lebih dari 3 derajat celcius hingga akhir abad ini.

Sebenarnya apa NDC ini? Bagaimana hubungannya pada perubahan iklim dunia secara keseluruhan?

Kasubditpro Iklim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Siswanto M.Sc menjelaskan, yang menjadi isu utama iklim di dunia saat ini adalah variabilitas dan perubahan iklim.

“Variabilitas iklim itu membahas tentang perubahan iklim yang mengalami siklus. Fenomena ini mengalami perulangan. Misalnya, jika musim kemarau di Indonesia yang mengalami pengulangan setiap 6 bulan. Atau El Nino yang mengalami pengulangan antara 2-8 tahun,” kata Siswanto kepada Cendana News, Rabu (3/10/2018).

Tapi jika kita membahas adanya iklim yang berbeda, Siswanto menjelaskan, artinya kita sudah memasuki pada isu yang kedua, yaitu perubahan iklim.

“Mengamati perubahan iklim itu tidak bisa hanya satu atau dua tahun saja. Tapi membutuhkan periode yang panjang sebagai data pembandingnya. Misalnya kita membandingkan suhu rata-rata Jakarta, yang meningkat sekitar satu derajat celcius dibandingkan suhu rata-rata Jakarta 50 tahun yang lalu,” ujar Siswanto.

Perubahan iklim ini terjadi secara merata di seluruh dunia, dengan menggunakan parameter pada dua hal, yaitu suhu udara dan hujan.

Lihat juga...