Kesehatan Palu-Donggala-Sigi Diupayakan Pulih di Minggu Ketiga
Kemenkes melakukan identifikasi, untuk mencari orang dengan penyakit kronis, dan segera menanganinya agar bisa kembali mengonsumsi obat. Sementara untuk kesehatan lingkungan, Kementerian Kesehatan telah menyemprotkan disinfektan di rumah sakit-rumah sakit yang sempat menjadi transit jenazah korban sebelum dimakamkan.
Disinfeksi rumah sakit tersebut dilakukan secara serial, berulang kali untuk membunuh bakteri yang tersisa dari pembusukan jenazah. Kementerian Kesehatan juga berencana menyemprotkan disinfektan pada sampah-sampah di pinggir jalan yang sudah menumpuk pascagempa. Sampah-sampah terlihat menumpuk hingga menggunung di tepi jalan atau di badan jalan, pada beberapa ruas setelah kejadian gempa dan beberapa hari Kota Palu ditinggal oleh penghuninya.
Setelah itu di bidang kesehatan jiwa, dimulai dari pemulihan trauma, yang dilakukan oleh berbagai pihak. Pemulihan trauma adalah tanggung jawab semua pihak. Dimintanya, berbagai kalangan agar tidak menyebarkan kabar bohong atau yang belum tentu benar di media sosial.
Yurianto juga mengimbau kepada media agar tidak menyiarkan pemberitaan yang malah membangun trauma korban. “Anak itu dunianya bermain, gembirakan dia, ajak bermain dia. Kalau kemudian dieksploitasi bagaimana tentang bencana, untuk apa kita dapatkan gambaran kesan bencana terhadap anak kecuali hanya membangkitkan trauma saja. Kecuali kalau kita mau mengeksploitasi, kesedihan kekacauan mau dieksploitasi monggo, tapi menurut saya tidak bijak,” kata Yurianto.
Butuh waktu hingga akhirnya orang yang berada di lokasi bencana dan menjadi korban bencana, bisa menerima kenyataan. Proses pemulihan trauma, butuh waktu panjang dan harus dilakukan oleh semua pihak. Kemenekes mengharapkan, di akhir minggu depan, fokus penanganan pengungsi sudah terorganisasi dengan terpusat pada satu titik dengan alasan efisiensi.