Gelombang Tinggi Diprediksi Masih Terjadi di Perairan Indonesia

Editor: Mahadeva WS

JAKARTA – Memasuki November 2018, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, gelombang setinggi 2,5 hingga empat meter, masih berpeluang terjadi di sejumlah perairan di Indonesia. Beberapa diantaranya adalah, Laut Cina Selatan, Laut Natuna Utara dan perairan utara Kepulauan Natuna.

Kepala Bidang Informasi Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo, ST, MT, menyatakan, hal itu disebabkan masih adanya Severe Tropical Storm Yutu 990 hPa di Laut Cina Selatan, yaitu di sebelah barat Philipina. “Ini mempengaruhi peningkatan kecepatan angin, yang bisa mencapai 46 kilometer per jam di perairan utara Kepualauan Natuna. Angin timuran akan mencapai 37 kilometer per jam, konsisten terjadi di daerah perairan bagian barat Lampung, perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, Samudera Hindia barat Lampung hingga selatan Banten,” kata Eko, Rabu (31/10/2018).

Prediksi Gelombang Laut dari BMKG untuk waktu periode 31 Oktober – 3 November 2018 – Foto Ranny Supusepa

Tropical storm atau badai tropis adalah, pusaran angin kencang, yang diikuti oleh turunnya hujan, badai serta petir. Kecepatan angin yang termasuk dalam severe tropical storm tersebut adalah antara 34 hingga 63 knots, atau setara dengan 63 hingga 118 kilometer per jam. Sementara, sebuah pusaran angin belum bisa disebut badai tropis jika belum memiliki beberapa kualifikasi, seperti kecepatan kurang dari 34 knot.

Indonesia bukanlah daerah lintasan badai, tetapi akan terkena pengaruh tidak langsung dari terjadinya badai. Beberapa risiko ikutan yang akan terjadi adalah, angin kencang, gelombang tinggi, dan hujan lebat di daerah-daerah terdekat dengan tempat timbulnya badai. “Indonesia hanya terkena angin kencang, gelombang tinggi dan hujan lebat walau tidak mutlak. Ada pengaruh dari intensitas badai dan juga sirkulasi udara di wilayah Indonesia,” ujar Eko.

Lihat juga...