Cherry Barbados, Buah Mungil Paling Kaya Vitamin C

BOGOR – Jika kita selama ini mengenal jeruk maupun jambu merah sebagai salah satu sumber vitamin C, maka buah Cherry Barbados atau yang bernama latin Malphhigia emarginata ini memiliki kandungan yang jauh lebih tinggi dibandingkan jeruk.

Sebagai perbandingan, kandungan vitamin C pada buah jeruk adalah 500 – 4.000 ppm, maka Cherry Barbados memiliki kandungan 16.000 – 17.000 ppm. Sehingga membuat buah ini sebagai salah satu bahan konsumsi wajib bagi para penderita pilek atau flu.

Selain itu, menurut penelitian, dinyatakan Cherry Barbados juga mampu meningkatan kesehatan otak, sehingga mampu mengurangi risiko Parkinson.

Staf Agro Taman Buah Mekarsari, Sodikin, menyatakan, walaupun rasa buah ini asam jika dimakan langsung, tapi akan berkurang jika diolah menjadi jus.

“Kalau dimakan secara langsung, walaupun masam tapi tidak meninggalkan rasa tidak enak di tenggorokan seperti kalau makan jeruk nipis. Kalau dibikin jus malah lebih enak. Saat masih muda, warnanya hijau dan rasanya renyah. Saat tua, warna buah berubah menjadi merah,” kata Sodikin, kepada Cendana News, Selasa (23/10/2018).

Cherry Barbados atau akrab juga disebut Acerola, merupakan tanaman kultivar yang berasal dari Yucatan Meksiko, dan tumbuh di iklim tropis hingga subtropis.

“Tanaman ini bisa ditanam di dalam pot, dan jika menggunakan media tanam seperti di Mekarsari, yaitu campuran sekam, pupuk kandang dan tanah, tidak perlu disiram sering-sering. Cukup sekali sehari atau dua kali sehari, tergantung posisi terkena mataharinya,”  jelas Sodikin.

Akar tanaman ini, katanya, relatif dangkal, sehingga termasuk pada tanaman yang tidak tahan angin, tapi sangat jarang diganggu oleh hama tanaman seperti ulat maupun belalang hijau.

“Jadi, tidak perlu pestisida. Cukup dilakukan penangan manual saja. Dan, dengan bunga warna ungu yang menarik dan buah serta ukuran daun yang kecil, menjadikan tanaman ini sering dijadikan bonsai,” papar Sodikin.

Pengembangbiakan Cherry Barbados bisa dilakukan dengan menggunakan biji benih maupun cangkok.

“Kalau cangkok, ya bisa lebih cepat berbuah. Kalau tidak ada yang bisa kasih bahan cangkok, bisa beli bibit benih juga. Hanya lebih lama untuk berbuahnya,” ucap Sodikin.

Saat ini, ada 100 indukan yang ada di Mekarsari. Untuk penjualannya, bisa dalam bentuk pot dan bonsai, dengan harga berkisar antara Rp300 ribu hingga Rp800 ribu.