Bupati Karanganyar Temui Dua Belas Warga Selamat Bencana Palu
Editor: Satmoko Budi Santoso
Sementara itu, salah satu korban selamat Dwi Wijayanto menceritakan, awal bencana terjadi saat akan pulang dari mess kontrakan. Saat itu masih gempa, baru saja terjadi, dan berbagai ruas jalan sudah banyak yang rusak.
Kepanikan terjadi saat ribuan orang yang berada di pesisir pantai mulai berlari berhamburan untuk menyelamatkan diri karena tsunami. “Saat itu, 12 teman dari Karanganyar menyelamatkan diri dan terbagi menjadi tiga kelompok. Enam orang naik mobil, lainnya berlarian ke tempat tinggi,” ungkap warga Berjo, Karangapandan.
Pasca Palu digoyang gempa dan tsunami, Dwi bersama 11 rekannya mengaku tak memiliki bekal apa pun. Sebab, berbagai bekal tertimbun di mess. Sementara dia dan rekan-rekannya harus menyelamatkan diri. Bahkan hingga satu setengah hari, Dwi mengaku tidak makan. “Semuanya tidak makan, cuma minum air saja,” kenangnya.
Bahkan untuk baju ganti, Dwi bersama rekannya, baru mendapat baju ganti setelah di Posko Palu. “Baju juga tidak punya. Baju ini kita dapatkan saat sudah di posko. Barang lainnya tidak punya,” imbuhnya.
Cerita Dwi bersama 11 rekan lainnya berhasil sampai di Karanganyar karena ikut dalam grup media sosial. Dari itu, mereka yang selamat dari bencana itu mengabarkan jika membutuhkan bantuan untuk pulang kampung halaman.
“Dari group facebook, saya minta kalau ada yang akan perjalanan ke Karanganyar kami ikut. Baru setelah sampai Surabaya kami dijemput teman-teman relawan,” pungkasnya.