356 Warga Sikka Menderita Penyakit Kaki Gajah
Editor: Satmoko Budi Santoso
MAUMERE – Dari total penduduk Kabupaten Sikka sebanyak 297.715 jiwa di tahun 2017, terdapat 356 orang yang menderita penyakit filaria klinis atau penyakit kaki gajah dan tersebar di 12 kecamatan dari total 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Sikka.
“Kasus terbanyak ditemukan di Kecamatan Talibura. Puskesmas Watubaing ada 58 kasus sementara di Puskesmas Boganatar terdapat 8 orang yang menderita penyakit kaki gajah,” sebut Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Avelinus S. Nong Erwin, Jumat (19/10/2018).
Dikatakan Erwin, untuk di wilayah Kota Maumere, juga ditemukan penderita penyakit kaki gajah dimana Puskesmas Wolomarang 3 orang, Kopeta 2 orang dan Puskesmas Beru 1 orang.

“Ternyata di kota Maumere saja masih ada 6 orang yang menderita penyakit kaki gajah. Penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk, ternyata ada juga di kota, bukan saja di desa-desa lagi,” ungkapnya.
Untuk mencegahnya, kata Erwin, pemerintah Kabupaten Sikka telah membuat gerakan pencegahan penyakit ini dengan memberikan obat secara massal sejak tahun 2015 hingga tahun 2019 nanti.
“Dari jumlah penduduk Kabupaten Sikka sebanyak 297.715 jiwa di tahun 2017, yang sudah minum obat filariasis sebanyak 229.895 orang atau hanya 77, 21 persen saja cakupannya,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan dr. Harlin Hutauruk, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan kabupaten Sikka yang mengatakan, kesadaran warga masyarakat untuk meminum obat filariasis belum maksimal.