YHPI: Pemerintah Perlu Akselerasi Akses Obat Hipertensi Paru

Editor: Mahadeva WS

Direktur Pelayanan Kefarmasian Kemenkes Dra. R. Dettie Yuliati, Apt, M.Si.

Pemerintah diharapkan dapat membantu pasien Hipertensi Paru untuk segera memperoleh pengobatan terhadap penyakit tersebut. Peningkatan pemahaman dan kewaspadaan akan Hipertensi Paru di kalangan masyarakat awam, juga sangat diperlukan, agar penyakit tersebut dapat ditangani sedini mungkin.

Direktur Pelayanan Kefarmasian Kementerian Kesehatan Dra. R. Dettie Yuliati, Apt, Msi menyatakan, bahwa kementerian Kesehatan, sangat konsen, terutama dalam hal penyediaan obat. “Obat untuk hipertensi paru kita bagi dalam tiga golongan. Yang pertama adalah golongan prostanoids, yang obatnya sudah masuk dalam fornas sejak 2011, yaitu Beraprost. Saat ini jenis obat kedua yang sedang kita ajukan adalah dari golongan Phospodiesterase inhibitors yaitu Sildenafil 20 mg. Yang sudah mendapatkan nomor izin edar dari BPOM dan sedang dalam proses untuk masuk dalam e-katalog,” tutur Dettie.

Dettie menyebut, pemerintah juga sedang mendorong industri farmasi, agar juga dapat menyediakan obat khusus untuk anak-anak. Yaitu sildenafil 10 mg berbentuk sirup. “Untuk golongan Endothelin receptor antagonists, dari jenis ketiga obatnya belum ada yang masuk ke Indonesia. Saat ini pemerintah sedang meneliti terkait penggunaannya dan bagaimana efek kegunaannya pada tubuh,” ucap Dettie.

Lihat juga...