Podium, Saksi Bisu Pidato Pak Harto di Pesantren Gontor

Oleh Mahpudi, MT

Kyai Ahmad Sahal dikenal sebagai tokoh ulama yang sangat antikomunis. Beliau juga sudah mengenal dekat Pak Harto, sejak masa perjuangan kemerdekaan. Pada saat Peristiwa Kudeta Berdarah oleh Muso di Madiun pada 1948, Karesidenan Madiun yang meliputi wilayah Madiun, Ponorogo, Magetan, Pacitan, dan Ngawi, berada dalam penguasaan PKI pimpinan Muso. Mereka banyak membunuhi para alim ulama. Mereka juga mulai mengincar pimpinan dan ulama dari Pesantren Gontor.

Menyadari situasi semakin memburuk akibat kebiadaban Muso, KH Ahmad Sahal memerintahkan, pesantren meliburkan diri. Para santri dan ustadz Pesantren Gontor, diminta hijrah ke daerah yang aman. KH Ahmad Sahal menjadi sasaran utama pengejaran anak buah PKI Muso. Bersyukur kepada Allah, Sang Kyai selamat setelah mengungsi ke sebuah gua di daerah Mlarak. Barulah ketika akhirnya PKI pimpinan Muso berhasil ditumpas oleh TNI, KH Ahmad Sahal menghidupkan kembali aktivitas pesantren Gontor.

Pak Harto saat tiba di Pondok Pesantren Gontor – Foto Repro

Pesantren yang berdiri sejak 1926 tersebut, kini menjelma menjadi pesantren modern. Telah banyak menghasilkan tokoh-tokoh cendekiawan muslim maupun pemimpin bangsa seperti Maftuh Basyuni, Hidayat Nur Wahid, Nurcholis Majid, Din Syamsudin, Hasyim Muzadi, dan Emha Ainun Najib.

Meski kunjungan Pak Harto dilakukan secara tidak resmi, rupanya, pimpinan pesantren tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Usai beramah-tamah di kediaman Kyai Ahmad Sahal, selanjutnya Pak Harto didaulat untuk berbicara di depan ratusan santri yang memadati balai pertemuan.

Lihat juga...