Pendekatan Budaya, Penuntun Kehidupan Berbangsa

Ilustrasi - Dok CDN

JAKARTA  – Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP), Jaleswari Pramodhawardani, mengatakan, pendekatan budaya perlu dilestarikan sebagai penuntun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Disamping pendidikan kebhinekaan dan restorasi sosial yang saat ini tengah dijalankan oleh Pemerintah Indonesia, pendekatan budaya perlu untuk dilestarikan,” katanya di Jakarta, Sabtu.

Ia menyampaikan, bahwa menggunakan budaya sebagai penuntun untuk menciptakan kerukunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidaklah dapat dicapai dengan mudah dalam waktu yang singkat.

Namun, tambahnya, dengan adanya komitmen Pemerintah yang senantiasa mendukung, pendekatan budaya dapat dipahami sebagai gerakan kultural satu abad yang layak diperjuangkan oleh seluruh warga negara Indonesia.

Dia menjelaskan, bahwa pada era di mana sensitivitas isu dengan mudah dapat diputarbalikkan dan menyulut perpecahan, berkaca pada Upacara Adat Seren Tahun, pendekatan budaya terbukti dapat menjadi salah satu alternatif solusi.

Kearifan lokal dalam pendekatan budaya memungkinkan terciptanya ruang dialog yang dapat menumbuhkan rasa toleransi dan menyatukan seluruh elemen masyarakat untuk hidup harmonis berdampingan.

Pernyataan tersebut, kata Deputi V KSP ini juga telah disampaikan pada saat menghadiri acara Diskusi Budaya bertajuk “Memperkuat Keberlangsungan Pangan dan Memperkokoh Kedaulatan Budaya” di Gedung Paseban Panca Tri Tunggal, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Ahad (2/9).

Acara Diskusi Budaya bertajuk ‘Memperkuat Keberlangsungan Pangan dan Memperkokoh Kedaulatan Budaya’ ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai latar belakang, seperti sesepuh adat Sunda Wiwitan, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BNIP), pengamat kebijakan pemerintah, aktivis budaya, tokoh agama, pelestari naskah, akademisi, dan masyarakat adat.

Lihat juga...