Parahnya Pencemaran Sungai di Jakarta
Editor: Satmoko Budi Santoso
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menginginkan kali Ciliwung seperti Sungai Cheonggyecheon, Seoul, Korea Selatan. Keinginan itu disampaikan setelah blusukan ke sungai yang menjadi tempat favorit warga Korea itu.
“Sungai Cheonggyecheon sebuah inspirasi yang sangat bagus, kalau di Jakarta ada Ciliwung bisa jadi bersih seperti ini, wow, dan itu bisa,” kata Jokowi di Seoul, Selasa, 11 September 2018.
Ali menambahkan, perlu ada upaya bersama terkait dengan daerah penyangga, kota-kota atau Pemerintah Kota yang ada di sekitar Jakarta.
“Upaya kita harus ada kerja bersama antara daerah penyangga, kota-kota atau pemkot yang ada di sekitar kota Jakarta. Kedua, kita petakan penyebabnya,” paparnya.
Ali menjelaskan, jenis air limbah yang mencemari sungai di Jakarta terbagi tiga. Pertama, grey water atau limbah yang berasal dari air mandi dan cuci. Kedua, black water yang berasal dari tinja. Ketiga, air limbah dari kegiatan industri.
Dia mencontohkan, untuk mengatasi limbah rumah tangga, Pemprov DKI tengah memetakan kebutuhan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) komunal. Dengan demikian, limbah rumah tangga tidak langsung mencemari air sungai.
“Misalnya yang dibutuhkan IPAL komunal bagi permukiman, itu sedang dipetakan. Kalau IPAL terkait dengan PD PAL Jaya dan Dinas Sumber Daya Air,” jelas Ali.
Ali mengungkapkan, pihaknya akan membahas tentang sanksi bagi masyarakat yang turut andil dalam pencemaran sungai di Jakarta.
“Pak Gubernur minta tolong dibuatin juga sanksinya,” pungkas Ali.
Selain itu untuk menaturalisasi sungai-sungai di Ibu Kota, salah satunya dengan melibatkan masyarakat dalam mengatasi pencemaran sungai.