Parahnya Pencemaran Sungai di Jakarta

Editor: Satmoko Budi Santoso

Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Ali Maulana terkait sungai yang tercemar, di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Kamis (13/9/2018). Foto Lina Fitria

Ali mengatakan, pihaknya terus melakukan sosialisasi untuk mencegah warga melakukan pencemaran di Kali Ciliwung. Menurutnya, ada dua penyebab utama pencemaran sungai yaitu limbah industri dan pembuangan warga.

“Kenyataan bahwa pinggir sungai di Jakarta itu semuanya membelakangi sungai. Hampir semua rumah rumah bangunan membelakangi sungai. Kan nggak mungkin dibalik. Kami cari solusinya. Pasti kan ada sosialisasi ke masyarakat untuk melindungi sungai dari pencemaran,” sebutnya.

Ali mengatakan, target pada tahun ini adalah menjaga tingkat pencemaran di sungai tidak naik. Dia mengatakan, Gubernur DKI Anies Baswedan menargetkan angka pencemaran berat bisa turun hingga 30 persen.

“Angka pencemaran berat yang 60 persen tadi, menjadi seperti 30 persen dulu. Memang ada di perbatasan, tapi kalau bisa dikurangi yang tadinya cemar sedang ya sudah, cemar sedang saja. Jangan sampai jadi cemar berat. Kalau cemar ringan, ya ringan saja, jangan sampai jadi cemar sedang apalagi cemar berat,” jelasnya.

Ali belum bisa menjelaskan secara teknis langkah-langkah apa yang akan dilakukan Pemprov DKI melalui road map itu. Yang jelas untuk jangka pendek, Pemprov DKI menginginkan agar persentase air sungai yang tercemar berat tidak bertambah dari angka 60%.

“Jangka pendek itu mau dilihat tahun ini sudah harus ada perubahan, saat kita ukur terakhir, paling tidak yang cemar berat jangan nambah. Diupayakan harus berkurang,” tutur Ali.

Sementara untuk jangka panjang, salah satu upaya yang memungkinkan ialah membangun instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) komunal agar limbah rumah tangga tidak langsung mencemari sungai.

Lihat juga...