Menjaga Silek Tradisi Minangkabau dari Ambang Kepunahan
Editor: Satmoko Budi Santoso
Bahkan silat sendiri telah berkembang hingga ke sekolah hingga ke perguruan tinggi, dan hebatnya telah merantau hingga sejumlah negara. Dengan demikian, silat tidak hanya menjadi jati diri bagi masyarakat Minangkabau, tapi silat juga turut menjadi kebanggaan bagi penduduk luar dari Indonesia ini.
Menurut Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat, Suharman, dari catatannya ada 12 aliran silat yang masih eksis keberadaannya di Sumatera Barat.
Dari jumlah tersebut, ada empat aliran yang bisa dikatakan khas di Minangkabau yaitu Silek Luncu, Padang Abai, Colau dan Kumango. Selain itu, terdapat banyak sasaran sebagai media pembelajaran dan pewarisan silat tradisi tersebut.
“Silek tuo adalah silat yang hanya ada di Sumatera Barat. Silek tuo ini kita juga telah mengusulkan ke UNESCO. Dengan begitu silek bisa diakui oleh seluruh negara di dunia,” katanya, Minggu (9/9/2018).
Memang, suatu kebanggaan bagi masyarakat Minangkabau karena memiliki sebuah warisan budaya yang telah ada ratusan tahun lalu, dan telah berkembang hingga ke sejumlah negara. Akan tetapi, masa depan dari silat, muncul kekhawatiran.
Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat menyebutkan, rata-rata guru silat di Minangkabau kini tergolong usia yang tidak begitu kuat lagi. Sementara masih banyak generasi muda di Sumatera Barat yang belum berkesempatan mempelajari silat.
Entah minat yang kurang bagi generasi muda, entah kemunculan silat yang tidak begitu hangat di ingatan generasi muda. Sehingga bisa dikatakan generasi muda lebih tertarik mempelajari bela diri lainnya.
Sebagai upaya untuk terus memperkenalkan silat tradisi ini, Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, karena cukup sering menyelenggarakan kegiatan tentang silat tradisi.