Mahasiswa Jember Tuntut Transparansi Anggaran Pendidikan
Editor: Mahadeva WS
JEMBER – Puluhan mahasiswa di Jember, yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Jember, Senin (10/9/2018), menggelar aksi unjuk rasa di Gedung DPRD dan Kantor Pemkab Jember, Jawa Timur.
Dalam aksinya, mahasiswa menuntut transparansi anggaran pendidikan, khususnya pengentasan buta aksara, yang disebut-sebut nilainya cukup besar. Jalannya aksi sempat ricuh, karena, puluhan mahasiswa itu, merasa dipersulit untuk bertemu dengan anggota dewan. Sempat terjadi perdebatan sengit antara mahasiswa dengan petugas kepolisian.
Selang air yang berada di Gedung DPRD Jember, tidak luput dari sasaran aksi, dibakar sebagai bentuk protes para mahasiswa. Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya perwakilan dari mahasiswa GMNI ditemui Ketua Komisi D, Mohammad Hafidi, dan Ketua Komisi B, Bukri.
Dalam pertemuan tersebut, Koordinator Aksi, Ilham Fidauziar mengatakan, pihaknya merasa sangat miris, ketika Jember yang dikenal sebagai kota pendidikan, memiliki banyak perguruan tinggi, ternyata angka buta aksaranya masih cukup tinggi. “Aksi hari ini, dalam rangka peringatan hari bebas buta aksara internasional. Dari data yang kami dapatkan dari Kemdikbud Jatim, jumlah usia produktif yang belum melek aksara tertinggi, ada 164.346 jiwa. Padahal anggaran yang digelontorkan pemkab dalam berbagai progam buta aksara sangat besar,” kata Ilham.
Ilham mengatakan, Bupati Jember, Faida, dalam pernyataannya menyebut, di Jember ada 2.000 lebih ruang kelas rusak. Ditargetkan di 2018 ini, perbaikan 1.000 ruang kelas diantaranya sudah tuntas. “Namun hingga menjelang akhir tahun, belum terlihat tanda-tanda realisasi dari kegiatan tersebut. Bahkan sebuah sekolah SD, yakni SDN Bintoro 5 Jember, sampai tiga tahun, tiga kelasnya masih rusak, dan belum ada perbaikan dari dinas terkait,” tandasnya.