JAKARTA – Ketua Asosiasi Pemilik Kapal Ferry Indonesia (Infa), Edi Oetomo, menilai kapal yang memiliki kapasitas besar lebih hemat bahan bakar.
Edi menjelaskan, kapal yang berukuran kurang dari 5.000 GT menyerap bahan bakar hingga 7,5 hingga delapan ton per hari, sementara kapal yang berukuran 8.000 GT hanya tiga ton. “Jadi, tidak selalu kapal besar itu boros,” katanya, Senin (3/9/2018).
Hal itu terkait dengan kewajiban kepada pemilik kapal yang melintas di Merak-Bakauheni, untuk mengganti kapal dengan kapasitas yang lebih besar, yaitu di atas 5.000 Gt, sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 88 Tahun 2014 tentang Pengaturan Ukuran Kapal Angkutan Penyeberangan di Lintas Merak-Bakauheni.
Pemberlakuan PM itu menyusul rencana beroperasinya sejumlah ruas jalan tol di Sumatera dari Provinsi Lampung, Sumatera Selatan, dan nantinya tersambung sampai ke Sumatera Utara-Aceh.
Pada Desember 2018, ditargetkan selesai jalan tol dari mulai Pelabuhan Bakauheni ke Metro Lampung, sampai ke Terbanggi Besar sepanjang 140 kilometer, yang selanjutnya juga terhubung dengan jalan tol Palembang-Indralaya.
Selesainya tol tersebut akan memicu pertumbuhan aktivitas penyeberangan pada lintas Merak-Bakauheni.
Untuk itu, Kementerian Perhubungan telah mengantisiasi pertumbuhan aktivitas penyeberangan dengan menerbitkan PM 88/2014, yang mewajibkan kapal angkutan penyeberangan yang beroperasi pada lintasan Merak-Bakauheni berukuran paling sedikit 5.000 GT.
Untuk memenuhi kewajiban tersebut, perusahaan angkutan penyeberangan yang telah memiliki persetujuan pengoperasian kapal pada lintasan Merak-Bakauheni, diberi waktu empat tahun sejak PM itu diterbitkan.
Edi mengaku, pihaknya telah siap melaksanakan PM tersebut yang akan diimplementasikan kurang lebih empat bulan mendatang.
Dia mengatakan, telah mengubah kapasitas tiga kapal anggota Infa menjadi lebih dari 5.000 GT.
“Selama empat tahun masa penyesuaian, yaitu dari 2014 sampai dengan 2018 ini, setidaknya ada tiga kapal anggota Infa yang dialihkan dengan kapal yang memenuhi persyaratan berukuran 5.000 GT,” katanya.
Edi mengatakan, kapal-kapal penyeberangan dari perusahaan yang tergabung dalam asosiasi Infa yang beroperasi di lintasan Merak-Bakauheni, saat ini berjumlah 22 persen dari total 70 kapal penyeberangan di lintasan Merak-Bakauheni saat ini. (Ant)