Hipertensi Paru, Penyakit Langka yang Mengancam Wanita dan Anak-anak
Editor: Mahadeva WS
“Mengapa perempuan? Hingga saat ini belum ada jawaban yang pasti. Belum ada penelitian yang bisa menunjukkan jawaban atas pertanyaan ini. Tapi jika kita merunut pada penyebabnya seperti jantung bawaan dan lupus, itu umumnya diidap oleh perempuan,” kata Dr. Lucia.
Berdasarkan data yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh Dr. Lucia dan Tim RS. Sardjito Yogyakarta, di periode Juli 2012 hingga Agutus 2018, penderita wanita mencapai 79 persen dan pria hanya 21 persen. Di rentang usia 17 hingga 40 tahun ada 69 persen, dan 31 persennya sudah berusia lebih dari 40 tahun.
Untuk melakukan deteksi dini, bisa dilakukan pemeriksaan Rekam Jantung (ECG), pemeriksaan stetoskop dan rontgen jantung. “Sementara untuk pemeriksaan yang lebih mendalam bisa dilakukan kateterisasi jantung. Tapi ini memang agak mahal, sekitar Rp10 juta untuk pemeriksaannya,” jelasnya.
Hipertensi Paru dibagi menjadi tiga jenis utama, yang dikategorikan berdasarkan penyebabnya yaitu Hipertensi Paru Primer (IPAH – Idiopatic Pulmonary Arterial Hypertension), yaitu Hipertensi Paru yang tidak atau belum ditemukan penyebabnya. Hipertensi Paru Sekunder (APAH – Associated Pulmonary Arterial Hypertension), yaitu Hipertensi Paru yang disebabkan oleh penyakit lain seperti jantung bawaan. Kemudian Hipertensi Paru Familial (HPAH – Heritable Pulmonary Arterial Hypertension), adalah Hipertensi Paru yang terjadi dalam dua atau lebih anggota keluarga karena faktor keturunan.