Hasil Panen Padi Turun, Pengaruhi Kenaikan Harga Beras
Editor: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Hasil gabah kering panen (GKP) petani di Lampung Selatan yang menurun imbas musim kemarau membuat harga GKP naik.
Sagiman, salah satu petani di Desa Kelaten, Kecamatan Penengahan, menyebut, hasil panen yang menurun membuat harga GKP naik dari semula hanya Rp4.700 naik menjadi Rp5.000 per kilogram. Penanam padi varietas Ciherang tersebut mengaku, meski harga cukup tinggi namun ia memilih menyimpan gabah untuk kebutuhan sendiri.
Harga GKP tersebut diakuinya merupakan harga di level petani dan akan semakin meningkat berkisar Rp6.500 per kilogram saat di tingkat penggilingan dengan kualitas gabah kering giling (GKG).
Kenaikan harga gabah tersebut disebabkan faktor sejumlah petani yang ada di Lampung Selatan mengalami penurunan hasil akibat berkurangnya pasokan air. Sagiman yang bisa menghasilkan sebanyak 2 ton gabah kering panen hanya bisa menghasilkan 1 ton gabah kering panen.
“Harga gabah kering panen dan gabah kering dan gabah kering giling yang naik tidak membuat petani berniat menjual karena hasil panen juga sedang menurun. Cukup untuk kebutuhan sehari-hari,” terang Sagiman, salah satu petani di Desa Kelaten, Kecamatan Penengahan, saat ditemui Cendana News, Sabtu (9/8/2018).
Kondisi panen pada masa tanam ketiga (MT3) atau musim tanam gadu umumnya mengalami penurunan produksi. Sejumlah petani seperti dirinya yang kerap mendapatkan hasil maksimal hingga 2 ton untuk lahan seluas setengah hektar bahkan harus mengalami penurunan hasil.
Kondisi panen yang hasilnya menurun itu bahkan masih cukup menguntungkan dibandingkan lahan sawah milik petani lain yang kekeringan bahkan gagal panen (puso).