Cegah Kerdil, Mahasiswa Universitas Jember Tawarkan Abon Lele

Ilustrasi - Dok CDN

JEMBER  – Mahasiswa program kuliah kerja nyata (KKN) Universitas Jember (Unej) menawarkan abon lele sebagai upaya untuk mencegah anak-anak berusia di bawah lima tahun mengalami kekerdilan karena tingginya angka kasus ini di Kabupaten Jember, Jawa Timur.

“Saat melakukan observasi awal, kami menemukan 20 balita yang teridentifikasi sebagai penderita kekerdilan di Desa Glagahwero, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember, namun sayangnya angka pasti balita kekerdilan belum kami dapatkan karena pihak Puskesmas setempat juga tidak memiliki data,” kata salah seorang mahasiswa KKN Unej, Aulifia Nurul, di Jember, Minggu.

Menurutnya, mahasiswa KKN tematik stunting dan sanitasi mulai melakukan pemetaan masalah dengan melakukan wawancara, dan pengamatan wilayah, sehingga ditemukan fakta bahwa sebenarnya masyarakat Desa Glagahwero umumnya memiliki tingkat ekonomi memadai.

“Namun hanya saja mereka kurang informasi terkait makanan bergizi, khususnya MP-ASI apa yang bisa disajikan kepada balitanya agar tidak mengalami kekerdilan,” kata mahasiswi keperawatan Unej itu.

Ia mengatakan beberapa warga di Desa Glagahwero memiliki usaha kolam lele, termasuk kepala desanya dan mahasiswa KKN berusaha memanfaatkan potensi desa yang ada, sehingga tercetus ide untuk memanfaatkan ikan lele yang kaya protein sebagai sumber makanan bergizi bagi balita karena mudah didapatkan di desa setempat.

“Kami menjadikan lele sebagai MP-ASI bukan tanpa alasan karena daging lele yang lebih lembut dibandingkan ikan lainnya lebih memudahkan bagi balita untuk mencernanya,” tuturnya.

Selain itu, lanjut dia, kandungan protein yang tinggi dan harga ikan lele cukup terjangkau, namun untuk membuatnya sebagai abon dibutuhkan keterampilan tersendiri, agar hasilnya enak dan mirip abon pada umumnya.

Lihat juga...