Bercocok Tanam di Ladang, Kearifan Lokal Badui

Ilustrasi ladang jagung - Dok. CDN

LEBAK – Petani Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mulai bercocok tanam ladang guna memenuhi kebutuhan pangan juga pendapatan ekonomi.

Berdasarkan pantauan, Sabtu, sejumlah petani Badui tengah sibuk bercocok tanam di lahan-lahan perbukitan sekitar kawasan hak tanah ulayat adat tersebar di Kecamatan Leuwidamar, Cirinten, Gunungkencana, Sobang, Muncang, Bojongmanik, dan Cimarga.

Garapan bercocok tanam dilakukan serentak sesuai kalender adat masyarakat Badui dan pertengahan September 2018 bisa dilakukan penanaman benih padi huma.

Apabila, bercocok tanam ladang huma September maka bisa dipanen pada Maret 2019, sebab petani Badui menggunakan benih padi lokal dengan masa panen selama enam bulan ke depan.

Disamping itu juga petani Badui menanam pisang, cabai, tebu, hingga sayur-sayuran dengan cara tumpang sari.

“Kami hari ini membakar sampah rerumputan bekas pembabatan membuka hutan seluas 1,5 hektare,” kata Santa (45)petani Badui warga Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak.

Begitu juga petani Badui lainnya, Amir (50) mengatakan, dirinya bercocok tanam ladang huma di lahan milik Perum Perhutani Kecamatan Gunungkencana dengan sistem bagi hasil jika sudah dipanen.

“Kami sejak turun temurun bercocok tanam padi huma di ladang dan dilarang adat jika di lahan persawahan,” katanya.

Samin (50) seorang petani Badui mengaku dirinya menanam padi huma dilakukan secara serentak sesuai ketentuan penghitungan adat. Sebab penanaman serentak itu nanti musim panen secara bersamaan.

Saat ini, dirinya bercocok tanam ladang seluas satu hektare di kawasan hutan tanah ulayat Badui.

“Kami berharap produksi padi huma pada musim panen mendatang tidak menyusut dan berkurang,” katanya menjelaskan.

Lihat juga...