Anies: Membangun Jakarta Perlu Kolaborasi dengan Masyarakat
“Saat ini saya tengah berusaha mengubah cara pikir birokrasi di lingkungan Pemprov. DKI Jakarta yang semula konsepnya administrator akan ditingkatkan menjadi kolaborator,” ujar Anies Gubernur mencontohkan kebijakan penataan air yang programnya disusun dengan melibatkan masyarakat tidak hanya dari pemerintahan saja, kemudian pembenahan 16 kampung yang pembangunannya juga dilakukan secara bersama-sama.
“Terdapat empat unsur yang terlibat dalam kolaborasi yakni pemerintah, warga, ahli, dan fasilitator,” ujar Anies.
Anies mengatakan masalah terbesar Provinsi DKI Jakarta saat ini adalah tingginya biaya hidup, terbatasnya lapangan pekerjaan, serta tingginya biaya pendidikan dan kesehatan yang semua itu harus dicarikan solusinya untuk menciptakan kota yang bahagia.
“Permasalahannya adalah kesetaraan, semua warga harus diberikan kesempatan yang sama dibidang ekonomi. Kalau dulu kita juga diberi kesempatan untuk memulai dari bawah, maka seharusnya kesempatan yang sama juga diberikan kepada warga DKI lainnya,” jelas Anies.
Anies juga menyampaikan sebagai kota besar maka DKI Jakarta juga harus menyediakan fasilitas agar setiap orang dapat berinteraksi.
Lebih jauh Chairman Lippo Group, Mochtar Riady yang juga tampil sebagai pembicara dalam seminar tersebut mengatakan, awal mendapatkan tanah di Cikarang Kabupaten Bekasi dan Karawaci Kabupaten Tangerang berasal dari kredit macet akibat resesi ekonomi tahun 1991.
“Dulu lahan di Cikarang dan Karawaci masih berupa hutan dan rawa, namun kedua lokasi tersebut kini sudah menjadi kota mandiri. Keberhasilan ini bukan karena sekedar membangun rumah tetapi juga fasilitas bagi penghuninya,” jelas Mochtar.