Taman Kota Ramah Lingkungan, Serap Karbondioksida
SURABAYA – Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, menyatakan, keberadaan 240 taman kota di Surabaya sebagai upaya menyerap karbondioksida yang ada di jalanan supaya tidak masuk ke perumahan warga.
“Sehingga kualitas udara dan suhu udara di Surabaya tetap bagus,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Surabaya, Rabu.
Secara lebih detail, Risma menjelaskan, pembangunan 240 taman di Surabaya menempati lahan seluas 133 hektare dan pembangunan jalur hijau sekitar 35 hektare. Untuk itu, lanjut dia, tanaman yang dipilih untuk taman kota yang tersebar di Surabaya, rata-rata bisa menyerap karbondioksida menjadi lebih besar.
Untuk merawat taman dan jalur hijau itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya membuat rumah kompos yang saat ini berjumlah 26 unit. Bahkan, rumah-rumah kompos itu menjadi pembangkit listrik.
“Rumah kompos itu mengelola sampah-sampah yang ada di Surabaya,” ujarnya.
Hal ini juga disampaikan Risma pada saat menerima 18 delegasi dari Kamboja yang belajar tentang pengelolaan lingkungan, tata kota dan pengaturan lalu lintas di Surabaya, Selasa (14/8).
Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Nasional Pembangunan Berkelanjutan Kamboja, Mr H. E E Vuthy, sebelumnya mengatakan, Surabaya itu adalah kota yang ramah lingkungan dan sudah menerapkan pembangunan yang ramah lingkungan.
“Tak heran jika masyarakat di Surabaya ini bisa hidup dengan mutu udara dan air yang lebih baik,” ujarnya.
Menurut Vuthy, banyak hal dipelajari selama bertemu Wali Kota Risma terutama dalam hal penerapan kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan, termasuk pertanian urban, pembangunan jalur hijau, pengelolaan sampah, dan rumah kompos yang sudah dijadikan tenaga pembangkit listrik.