Tertekan Penguatan Dolar AS, Harga Minyak Turun
NEW YORK — Harga minyak mentah turun pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), tertekan oleh penguatan dolar AS karena investor tetap khawatir tentang krisis keuangan di Turki.
Patokan internasional, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober, turun 0,15 dolar AS menjadi ditutup pada 72,46 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Sementara itu minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 0,16 dolar AS menjadi menetap di 67,04 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Kontrak berjangka memperpanjang kerugian mereka dalam perdagangan pasca-penyelesaian, setelah data dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS secara tak terduga naik 3,7 juta barel pekan lalu, dibandingkan dengan ekspektasi para analis untuk penurunan 2,5 juta barel.
Pada awal sesi, harga minyak naik didukung oleh keuntungan di pasar ekuitas, tetapi memangkas kenaikannya di tengah hari karena indeks dolar AS menyentuh posisi tertingginya sejak akhir Juni 2017. Dolar AS yang lebih kuat membuat minyak yang dihargakan dalam mata uang greenback lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
“Biasanya ketika dolar AS mulai meningkat, itu mungkin tanda bahwa kita masih khawatir tentang situasi Turki,” kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group di Chicago, seraya menyebut masih ada sedikit kegugupan di panggung global.
Indeks-indeks saham AS secara luas menguat dan lira Turki pulih, sehari setelah jatuh ke titik terendah sepanjang waktu terhadap dolar AS, yang memicu kekhawatiran bahwa krisis negara itu mungkin menyebar ke pasar negara-negara berkembang lainnya.