Sumbar Lestarikan Silek dengan Festival Budaya
“Yang satu birokrat, cara kerjanya hitam-putih dan harus taat aturan. Tidak bisa inovasi aneh-aneh. Yang lain, seniman, kreatif, kalau kerja kan biasanya bebas, melalui proses kreatif yang tidak bisa dikungkung. Kalau nanti ada yang patut dibicarakan, saya harap keduanya berkoordinasi aktif dan saling berkomunikasi,” katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Gemala Ranti mengatakan Silek Art Festival merupakan salah satu dari 13 festival budaya yang diagendakan oleh Kemendikbud RI untuk di gelar tahun ini sebagai ajang untuk mengangkat keunikan budaya daerah di Indonesia
Tiga belas festival itu masing-masing Festival Fulan Fehan 3 Juli-Oktober 2018 dan Festival Foho Rai 3-27 Juli 2018, Belu, Nusa Tenggara Timur.
Lalu Festival Budaya Saman, 4 September-24 November 2018, Gayo Lues, Aceh, International Gamelan Festival, 9-16 September 2018, Solo, Boyolali-Karanganyar, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, Klaten-Blora, Jawa Tengah.
Kemudian Bebunyian Sintuvu, 10 Agustus-Oktober 2018, Sigi-Poso-Parigi Moutong-Palu, Sulawesi Tengah, Festifal Seni Multatuli, 6-9 September 2018, Lebak, Banten.
Silek Arts Festival, 7 Sept-30 November 2018, Sumatera Barat, Festival Folklor Blora, 12-15 September 2018, Blora, Jawa Tengah.
Amboina International Bamboowind Music Festival, 23-27 Oktober 2018 Ambon, Maluku dan, Indonesia Weaving Festival, 14-17 Oktober 2018, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. (Ant)