Sumbar Lestarikan Silek dengan Festival Budaya

PADANG — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menggelar Silek Art Festival (SAF) pada 7 September hingga 30 November 2018 untuk membantu pelestarian budaya, termasuk silek sebagai seni beladiri khas Minangkabau.DN

“Ajang ini harus dimanfaatkan sebagai sarana untuk menjaga kelestarian sekaligus menumbuhkembangkan budaya asli Minangkabau, khususnya, silek,” kata Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di Padang, Senin (!3/8/2018).

Ia mengatakan itu terkait rencana pelaksanaan Silek Art Festival 2018 dengan melibatkan delapan kota dan kabupaten di provinsi itu masing-masing Kota Padang, Bukittinggi, Padang Panjang, Sawahlunto, Payakumbuh, Kabupaten Tanah Datar, Pesisir Selatan, dan Padang Pariaman.

Menurutnya produk budaya dan kearifan lokal Sumbar, termasuk silek, satu-persatu mulai hilang seiring waktu. Khususnya silek, ia terus berkurang berbanding lurus dengan berkurangnya tuo-tuo silek (sesepuh silat).

Hal itu harus dicegah dengan melakukan upaya pelestarian diantaranya melalui dokumentasi produk-produk budaya yang dimiliki, memperagakan dan melakukan demonstrasi produk tersebut, lalu dipublikasikan.

“Kita sudah terapkan upaya pelestarian ini terhadap pakaian adat Minangkabau. Kita sudah kumpulkan 200 lebih model pakaian dari yang katanya ada sekitar 800-an. Hal yang sama juga harus dilakukan pada produk budaya lain seperti silek,” ujarnya.

Silek Art Festival dinilai menjadi salah satu upaya yang tepat untuk mendorong pelestarian silek Minangkabau. Namun ia mengingatkan agar antara seniman dan budayawan dengan pemerintah daerah bisa bersinergi dalam mempersiakan even besar itu.

Perbedaan karakter antara birokrat dan seniman jangan dijadikan kendala dalam menyukseskan acara tersebut.

Lihat juga...