Review Film Wiro Sableng, Aksi Pendekar Selamatkan Kerajaan

Editor: Makmun Hidayat

Alur cerita film ini mengalir lancar. Naskah skenarionya dikerjakan Sheila Timothy, sang produser, bersama dengan Tumpal Tampubolon dan Seno Gumira Ajidarma, yang kuat pada filosofi ceritanya tapi masih kurang laganya.

Akting Vino G Bastian sebagai Wiro Sableng cukup baik, meski tidak sepenuhnya mampu melebur diri dari dari karakter pendekar yang dikreasi Bastian Tito, ayahnya sendiri. Wiro Sableng tentu sableng, slengekan, tidak waras, tapi Viro seperti masih menjaga jarak dan masih setengah hati mengeksplor karakter sang pendekar yang aksi laganya kocak.

Akting Yayan Ruhian kian menawan, kemampuan beladirinya semakin dieksplorasi dalam film ini. Perannya sebagai Mahesa Birawa menjadi musuh bebuyutan Wiro Sableng membuat Yayan tampak sangat menonjol dan semakin diperhitungkan dalam dunia perfilman.

Fariz Alfarazi sebagai Bujang Gila Tapak Sakti menjadi representasi sosok pendamping dari tokoh utama Wiro Sableng. Fariz cukup bagus aktingnya, tapi dialognya terbata-bata maih belum lancar, seperti masih taraf menghapal, tapi juga tampak seperti orang yang bicaranya ingin didengar banyak orang.

Yang patut mendapat apresiasi paling tinggi Ruth Marini yang berperan sebagai Sinto Gendeng dari usia muda hingga menjadi nenek-nenek berkeriput. Aktingnya sangat matang sebagai guru pendekar Wiro Sableng yang punya ilmu beladiri yang sangat tinggi.

Sherina Munaf berperan sebagai Anggini bisa dibilang lumayan bagus. Lama tak berakting yang membuatnya tampak canggung beraksi di depan kamera. Apalagi perannya sebagai pendekar yang mendampingi Wiro Sableng. Sherina tak bisa menunjukkan penampilan yang prima dan natural sebagaimana yang ditunjukkan dalam film Petualangan Sherina.

Lihat juga...