Review Film Wiro Sableng, Aksi Pendekar Selamatkan Kerajaan
Editor: Makmun Hidayat
CERITA silat selalu menarik minat masyarakat. Apalagi keseruan perkelahiannya membuat banyak orang sangat menggandrunginya. Bagi penggemar setia cerita silat tentu tahu Wiro Sableng pernah difilmkan pada 1988, dan juga dibuat serial televisi pada 1995.
Tentu juga tidak asing dengan karakter Wiro Sableng dengan seloroh ‘muridnya sableng, gurunya gendeng’ karena Wiro Sableng memang murid dari pendekar misterius bernama Sinto Gendeng. Sebuah film cerita silat berlatar Nusantara, abad ke-16, yang mengisahkan tentang aksi pendekar yang menyelamatkan kerajaan.
Film ini diawali dengan adegan Mahesa Birawa (Yayan Ruhian) bersama para pendekar lainnya menyerbu dan membumihanguskan perkampungan. Sasaran Mahesa hanya satu yaitu menghabisi Ranaweleng (Marcell Siahaan).
Meski Ranaweleng melakukan perlawanan dengan sengit, Mahesa dapat dengan murah mengalahkannya. Suci (Happy Salma), istri Ranaweleng, yang menghalanginya, juga kena sasaran keganasan Mahesa. Tapi Wira, anak Ranaweleng diselamatkan seseorang yang begitu misterius dan hanya terdengar tertawanya, seperti meledek Mahesa.
Kemudian, berganti dengan adegan Wiro kecil dilatih ilmu beladiri oleh Sinto Gendeng (Ruth Marini). Latihannya begitu keras karena Sinto Gendeng ingin punya murid yang punya ilmu beladiri yang benar-benar mumpuni. Hingga sampailah Wiro tumbuh dewasa yang kemudian diberi nama tambahan Sableng jadi Wiro Sableng(Vino G Bastian) sebagai murid andalan Sinto Gendeng.
Tak hanya ilmu beladiri, Sinto Gendeng juga mewariskan Kapak Maut Naga Geni 212, yang berwujud asli seekor naga jantan, pada Wiro Sableng, bahkan memberi wejangan tentang arti 212 bahwa segala sesuatu di atas bumi berpasang-pasangan tapi tujuannya hanya satu pada Tuhan Yang Maha Esa.