PLTU Mulut Tambang Mulai Sinkronisasi Awal

Editor: Koko Triarko

KUTAI KERTANEGARA – Suplai sistem kelistrikan di Kalimantan, Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang (PLTU MT) berkapasitas 2 x 27,5 MW di Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, mulai melakukan aktivitas sinkronisasi awal.
Menandai mulai beraktivitasnya sinkronisasi awal PLTU TM, Direktur Bisnis Regional Kalimantan PT PLN (Persero), Machnizon, mengunjungi proyek PLTU MT yang juga masuk dalam program listrik 35.000 MW, pada Kamis, (16/8/2018). Kunjungannya ini untuk melihat progress PLTU yang masuk dalam fast track program (FTP).
“PLTU MT ini merupakan proyek FTP pertama yang dibangun di luar Jawa, dan saat ini PLTU sudah berhasil sinkron ke sistem kelistrikan Kalimantan. Artinya, PLTU ini resmi dilahirkan. Tentunya, PLN berharap PLTU ini bisa menjadi salah satu PLTU terbaik yang ada di luar Pulau Jawa”, kata Machnizon.
Proyek PLTU yang dimulai sejak 2007, ini juga diharapkan bisa menjadi salah satu tumpuan untuk memperkuat sistem kelistrikan di Kalimantan, yang saat ini sudah terinterkoneksi antara sistem kelistrikan Mahakam, dan Barito, yang mencakup tiga provinsi, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan Dan KalimantanTengah.
Meskipun sempat terhambat karena masalah pembebasan lahan dan perizinan, berkat upaya PLN kini pembangkit ini diharapkan bisa mulai beroperasi secara penuh pada awal 2019.
Masuknya PLTU MT, kata Machnizon, diharapkan bisa memberikan angin segar untuk memperkuat sistem kelistrikan Kalimantan, dan menjadi backup suplai daya saat terjadi gangguan maupun pemeliharaan pada salah satu pembangkit di sistem kelistrikan Kalimantan.
“Semoga proses sinkronisasi unit 1 hingga tahapan-tahapan pengujian dapat berjalan lancar, sehingga kehadiran PLTU MT segera dinikmati dan mendorong peningkatan perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat Kalimantan,” terang Machnizon.
Kelak, lanjutnya, dengan beroperasinya PLTU MT diharapkan bisa mendukung pembangunan infrastruktur di Kalimantan, seperti tol, kawasan industri serta fasilitas pendukung lainnya, sehingga meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian di Pulau Borneo.
Lihat juga...