Infrastruktur Pariwisata di Sumba, Butuh Perhatian
Para pengusaha yang ingin melakukan investasi dengan membangun hotel maupun restoran yang baik di suatu daerah tidak boleh dibebani dengan hal-hal yang memang menjadi kewajiban pemerintah.
“Semua harus bersinergi, jika kita ingin pariwisata di NTT ini bisa berkembang ke arah yang lebih baik,” katanya menjelaskan.
Pengusaha pariwisata yang juga pemilik Hotel Mario Sumba Barat Daya, Aloysius Purwa mengatakan, tanpa internet yang kuat, mustahil daerah mampu menggerakkan sektor pariwisata sebagai lokomotif ekonomi suatu daerah.
“Akses internet sekarang lebih penting dari pada makan dan minum. Jadi kalau tidak ada internet maka mustahil sebuah daerah mampu menggerakan sektor pariwisata, yang mampu menciptakan berbagai lapangan kerja,” katanya.
Kendala yang dihadapi pihaknya dan pengunjung hotel, yakni ketiadaan jaringan telekomunikasi seluler sehingga pengunjung pun kesulitan mengakses internet dan menelepon.
“Saya ke Pulau Sumba untuk membantu saudara-saudara di Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam memajukan sektor pariwisata di provinsi berbasis kepulauan itu. Kalau hanya sekadar mencari uang maka, maka tempatnya bukan di NTT, tetapi di Bali,” katanya.
Hotelnya sudah mulai beroperasi sejak 2015, akan tetapi sampai saat ini belum dibangun fasilitas komunikasi di kawasan wisata itu.
“Berapa tahun lalu kami membangun menara sendiri untuk bisa mengakses jaringan seluler, tetapi tidak bisa,” katanya.
Oleh karena itu, Aloysius berharap, pihak terkait bisa segera membenahinya dengan memasang menara dan perangkat Base Transceiver Station (BTS) untuk jaringan telekomunikasi seluler. Hotel Mario terletak di kawasan Pantai Kita Mananga Aba, Desa Ramadana, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya.