IBU KAMI 12 BULAN DALAM KANDUNGAN

Oleh: Siti Hardiyanti Rukmana

“Subhannallah… Betul itu eyang satu tahun. Iya bu betul cerita eyang?” saya terheran mendengar cerita eyang.

Ibu sambil bercanda menjawab: “Yo ora ngerti ibu, wong lagi enak-enak nglingker di padarannya (di perut) eyang, didawuhi (disuruh) metu (keluar) sama eyang.”

Eyang langsung menimpali dengan senyum: “Wong ibumu keenakan bobok di perut eyang, kemana-mana digendong, dadi (jadi) wegah (males) metu (keluar).”

“Eyang, pada saat itu apa tidak rame beritanya, eyang mengandung sampai 12 bulan?” penasaran aku bertanya.

“Ya ramai wuk, akhirnya ada yang menyarankan pada eyang, supaya eyang dibawa ke kandang kambing, karena kan kambing 12 bulan baru melahirkan. Jadi oleh eyang kakung dibawa ke kandang kambing sebentar. Kandang kambing nya itu seperti rumah panggung, tapi pendek, jadi ada undak-undakan (tangga) nya. Eyang didawuhi (disuruh) eyang kakung duduk di situ. Setelah beberapa saat, eyang diajak pulang eyang kakung,” antusias eyang menjelaskan.

Lajeng kados pundi eyang (lalu bagaimana eyang),” semakin penasaran saya bertanya.

“Alhamdulillah, kersaning Gusti Allah (karena kehendak Allah), besoknya ibumu lahir, sudah agak besar, tidak seperti bayi baru lahir. Minum susune akeh banget.”

“Setelah dewasa, mungkin, karena harus dibawa ke luar rumah sebelum lahir, ibumu itu tidak betah tinggal di rumah lama-lama. Gaweanne (kerjaannya) seneng mbantu temen-temennya, jadi sukarelawan kesehatan di medan perang, jadi anggauta Palang Merah Indonesia. Pokokke kegiatan di luar rumah yang banyak sosialnya. Ibumu disayang oleh kawan-kawannya,” lanjut penjelasan eyang putri.

Subhannallah, ternyata ibu memang diberi keunikan dari sejak di dalam perut eyang. Yang luar biasa juga, eyang putri, begitu sabar menanti kelahiran putrinya hingga 12 bulan.

Lihat juga...