Tati Nugrahati, Kepala Pusat Penyuluhan Sosial Kemenso. -Foto: Sultan Anshori.
BADUNG – Tati Nugrahati, Kepala Pusat Penyuluhan Sosial Kemensos, mengatakan, setidaknya dibutuhkan waktu tiga bulan untuk bisa memulihkan psikologis masyarakat, terutama anak-anak korban bencana gempa di Lombok.
Itu pun, kata Tati, tidak serta-merta menghilangkan dampak trauma yang dialami oleh warga. Artinya, dampak psikologis itu akan tetap dirasakan hingga waktu yang cukup lama.
Karena itu, pihaknya menerjunkan tim relawan penyuluh sosial, termasuk dokter psikologis ke Lombok, untuk membantu proses pemulihan, terutama psikologis korban.
“Kami sudah terjunkan tim ke sana sekitar 50 orang, untuk membantu para korban di Lombok. Terkait penanganan dampak psikologis dibutuhkan waktu yang cukup lama, dan hal ini akan tetap dirasakan hingga beberapa waktu,” ucap Tati Nugrahati, di sela penyuluhan sosial terkait penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di Kuta, Badung, Bali, Jumat (24/8/2018).
Selain itu, hingga saat ini pihaknya terus melakukan pendataan terhadap para korban, untuk bisa mendapatkan bantuan logistik dari pemerintah. Seperti penyediaan tenda pengungsian, posko kesehatan, dan sekolah dadakan di beberapa tempat pengungsian.
Namun, jika masih ada korban gempa yang masih belum mendapatkan bantuan, hal itu diakuinya karena faktor keterbatasan tim yang ada di lapangan. Sebab itu, pihaknya meminta peran serta masyarakat, termasuk aparat pemerintah, baik dari tingkat provinsi hingga desa, membantu dalam memberikan data korban yang ada.
“Kami lakukan yang terbaik untuk para korban. Kami gerakkan semua unsur, seperti penyuluh desa,Tagana dan unsur lainnya,” pungkas Tati.