Tanaman Tebu, Komoditas yang Punya Nilai Ekonomis

Editor: Satmoko Budi Santoso

Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat meninjau lahan pertanian yang kering di Desa Penyabangan, Gerokgak, Buleleng, Sabtu (7/7/2018) yang rencana akan ditanami tebu.-Foto: Sultan Anshori.

“Saya menyambut baik atas kerja sama ini, tentu ini akan menjadi sejarah bagi Bali, khususnya Gerogkak. Saya ucapkan terima kasih kepada Direksi PT. Perkebunan Nusantara Sebelas (XI) atas kerja samanya baik dalam hal pembinaan teknis, maupun dalam menampung hasil atau produksi tebu.

Kepada masyarakat tani, pelaksana pengembangan tebu Kecamatan Gerokgak, saya harapkan dapat melaksanakan usaha tani dengan baik. Sesuai rekomendasi dan arahan teknis dari para petugas lapangan. Jika nanti perkebunannya cukup luas dan hasilnya bagus serta banyak, saya berharap ada pabrik gula juga di Bali,” ucap Pastika.

Menurut Pastika, selama ini petani lahan kering di Kecamatan Gerokgak hanya dapat mengusahakan lahan dengan menanam palawija sekali dalam setahun saat musim hujan. Dengan adanya pengembangan tanaman tebu, maka sebagian lahan dapat ditanami sepanjang tahun.

“Adanya pengembangan tebu ini juga diharapkan dapat menghasilkan limbah untuk menunjang ketersediaan pakan ternak khususnya sapi yang populasinya cukup banyak di Buleleng khususnya di Kecamatan Gerokgak,” ungkap Pastika.

Lebih jauh, orang nomor satu di Pemerintah Provinsi Bali tersebut berharap  kelak tidak ada masalah jika tebu sudah siap dipanen. Menurut Pastika, dari pengalaman terdahulu, masyarakat di Gerokgak diminta untuk menanam pohon jarak. Namun di saat sudah siap panen, justru tidak ada yang membeli sehingga para petani rugi dan kecewa.

“Untuk itu, saya menekankan agar semua berjalan baik agar tidak terjadi permasalahan serupa,” pangkas Pastika.

Sementara itu, Bupati Buleleng mengakui jika lahan di wilayah kecamatan Gerokgak belum bisa digarap optimal karena keterbatasan sumber air sehingga menurunkan pendapatan masyarakat.

Lihat juga...