Tanaman Tebu, Komoditas yang Punya Nilai Ekonomis
Editor: Satmoko Budi Santoso
BULELENG – Memperhatikan peran sektor pertanian yang cukup strategis baik dalam menopang pertumbuhan ekonomi, menekan inflasi, penanggulangan kemiskinan dan pengangguran serta penyedia pangan, maka saat ini dan pada waktu yang akan datang pembangunan sektor pertanian akan tetap menjadi prioritas.
Pemilihan tanaman tebu sebagai salah satu komoditas yang mempunyai nilai ekonomis diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan peningkatan pendapatan petani.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, saat melaksanakan tatap muka dengan petani tebu di sekretariat Koperasi Tani Agro Tani Mandiri, Desa Penyabangan, Gerokgak, Buleleng, Sabtu (7/7/2018).
Menurutnya, Bali dengan luas wilayah yang dimiliki sekitar 563.666 Ha terdiri dari 8 kabupaten dan 1 (satu) kota, seluas 136.588 Ha atau 24,2% adalah Kabupaten Buleleng. Walaupun memiliki wilayah daratan terluas, akan tetapi topografi dan iklim Kabupaten Buleleng tidak sebaik wilayah Bali selatan.
Sebagian berupa lahan tandus karena keterbatasan irigasi. Bali dengan jumlah penduduk sebesar 4.200.000 jiwa, lebih dari 30% penduduknya masih menggantungkan mata pencaharian pada sektor pertanian dalam arti luas.
Salah satunya dengan pengembangan tanaman tebu seluas 1.200 Ha pada 5 (lima) desa di Kecamatan Gerokgak, Buleleng yang merupakan kerja sama dengan PT. Perkebunan Nusantara XI.
Jika sudah masa panen akan dibawa ke pabrik gula Asembagus, Situbondo, Jawa Timur mengingat di Bali sendiri belum ada pabrik gula. Pastika berharap, jika nanti kebun tebu sudah luas serta hasilnya cukup banyak dan bagus, ia berharap agar di Bali dibangun pabrik gula agar produksinya bisa lebih cepat.