Sampah Pasar Pasuruan Dijadikan Biogas dan Pupuk Organik

Editor: Mahadeva WS

Bekerja puluhan tahun di Pasar Pasuruan, Bariah mulai lebih dimudahkan dengan adanya mobil pengangkut sampah. Sebelumnya sampah sering menumpuk dan hanya dibuang di tempat pembuangan sementara. Saat ini sampah sudah diambil secara rutin untuk dibuang di tempat pembuangan akhir Way Lubuk Kalianda.

Sebelum dibuang, Bariah dan anggota bank sampah sengaja melakukan pemilahan sampah yang bisa dimanfaatkan. Sampah digunakan sebagai media pembuatan biogas dan pupuk organik. Kegiatannya dilakukan oleh Sugeng Hariyono di Desa Pasuruan.

Pembuatan media pengolah biogas dengan proses fermentasi. Sampah organik dari pasar yang rata-rata setiap hari mencapai lebih dari lima kuintal dimanfaatkan untuk pembuatan biogas. Bekerjasama dengan petugas kebersihan sosialisasi juga dilakukan kepada pedagang di pasar tradisional. “Butuh koordinasi dan kesepahaman agar pedagang yang ada di pasar tidak langsung membuang ke TPS tetapi melakukan pemilahan dan membuang di tempat sampah yang kami sediakan,” jelas Sugeng Hariyono.

Sugeng Hariyono menambah drum plastik untuk penyimpanan sampah organik bahan pembuatan biogas dan pupuk organik [Foto: Henk Widi]
Pembuatan biogas menggunakan blong atau drum plastik dan menghasilkan biogas hasil fermentasi seperti, gas metana, karbobdioksida dan sejumlah gas lain. Gas tersebut dimanfaatkan sebagai pengganti gas elpiji untuk skala kebutuhan rumah tangga khususnya untuk memasak.

Selain sampah pasar, Sugeng Hariyono juga memanfaatkan sampah rumah tangga yang dikumpulkan di bank sampah Desa Pasuruan. Pembuatan bank sampah bertujuan mendorong warga tidak membuang sampah sembarangan. Warga juga diharapkan melakukan pemilahan sampah sebagai bahan baku pembuatan biogas.

Lihat juga...