Sampah Pasar Pasuruan Dijadikan Biogas dan Pupuk Organik
Editor: Mahadeva WS
LAMPUNG – Sampah sisa sayur serta sejumlah bahan organik di Pasar Pasuruan, Kecamatan Penengahan volumenya selalu meningkat. Saat ini diperkirakan, volumenya bisa mencapai dua ton setiap pekannya.
Bariah (56), petugas kebersihan Pasar Pasuruan menyebut, banyaknya sampah sisa sayur tersebut karena, pasar beroperasi rutin setiap Selasa, Jumat dan Minggu. Sampah organik yang ditemukan berupa sisa sayuran organik di lapak basah termasuk sisa potongan ikan.
Limbah sampah tersebut dikumpulkan di kotak sampah sementara yang terbuat dari keranjang bambu. Sebagian diletakkan di dalam karung dan ember oleh para pedagang dan pemilik toko, sebelum dibersihkan Bariah setiap harinya. Volume sampah tersebut akan semakin meningkat saat akhir pekan, ketika kendaraan pengangkut sampah membersihkan tempat pembuangan sampah sementara.
“Setiap hari sampah harus dibersihkan agar tidak menimbulkan aroma tak sedap dan lalat sehingga mengganggu kenyamanan pedagang dan pembeli. Sebagian sampah dikumpulkan untuk dimanfaatkan,” ungkap Bariah saat ditemui Cendana News, Rabu (25/7/2018).
Sampah yang dibuang pedagang dipisahkan menjadi sampah organik dan nonorganik. Sampah plastik seperti, botol plastik, kertas dan kemasan air mineral dikumpulkan di dalam wadah khusus. Sementara sampah organik, berupa sisa sayuran dikumpulkan untuk diambil oleh pengguna limbah, yaitu kelompok pengolah pupuk organik dan biogas di bank sampah Desa Pasuruan.
Pengelompokan sampah yang sudah dipilah, dilakukan untuk mengurangi sampah terbuang ke tempat pembuangan akhir. Sebagian sampah yang masih bisa dimanfaatkan akan dijual menjadi bahan daur ulang. Sampah yang bisa didaur ulang, menjadi tambahan penghasilan bagi Bariah yang memperoleh upah bulanan dari pengelola Pasar Pasuruan. “Saya sengaja memilah sampah yang bisa didaur ulang untuk selanjutnya bisa dijual ke tukang rongsok serta bank sampah,” terang Bariah.