Indonesia Pusat Ekonomi Islam, Mencakup Zakat

Editor: Satmoko Budi Santoso

Ketua BAZNAS, Bambang Sudibyo - Foto: Dok. CDN

JAKARTA – Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Bambang Sudibyo menyatakan, zakat berpotensi menjadi sumber daya alternatif dalam mendukung pencapaian SDGs di Indonesia.

BAZNAS bersama filantropi Indonesia telah mendorong dan memfasilitasi peran dan keterlibatan gerakan zakat dalam pencapaian SDGs melalui platform zakat on SDGs sejak November 2016.

Menurutnya, buku fikih diperlukan untuk menghilangkan keraguan saat implementasi di lapangan dalam upaya menumbuhkan kesadaran berzakat. “Perspektif sebagai bukti bahwa leadership perzakatan di Indonesia itu nyata disamping ada produk pengelolaan zakat,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Bambang Brodjonegoro mengatakan, konsep keuangan Islam adalah penyeimbangan antara manfaat dan risiko dengan cara yang adil dan transparan.

Dengan melakukan prinsip-prinsip pelaksanaan zakat dapat menghubungkan antara keuangan dan ekonomi yang riil.

Sebagai sistem, zakat membantu merangsang aktivitas ekonomi dan kewirausahaan untuk mengatasi kemiskinan dan ketidaksetaraan. Juga menjamin stabilitas keuangan dan sosial, serta mempromosikan pengembangan manusia yang komprehensif dan berkeadilan.

“Kami berupaya mengangkat Indonesia sebagai pusat ekonomi Islam dunia, mencakup zakat,” kata Bambang pada peluncuran Buku Fikih Zakat on SDGs di gedung BAPPENAS, Jakarta, Senin (30/7/2018).

Bambang berharap semangat masyarakat Indonesia melakukan filantropi semakin tinggi. Semakin sadar berzakat, infak dan sedekah dalam kepedulian kehidupan.

Menurutnya, dampak implementasi zakat sangat relevan dengan upaya pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Apalagi dalam konteks pengentasan kemiskinan zakat di Indonesia memiliki potensi kontribusi yang sangat besar.

Lihat juga...