Gerilyawan di Daraa Terpecah

Ilustrasi Peta wilayah Suriah - Foto: Dokumentasi CDN

SURIAH – Kelompok gerilyawan di Provinsi Daraa, Suriah Selatan, terpecah menjadi dua kubu. Ada kelompok yang ingin rujuk dengan pemerintah, sementara sebagian lainnya yang menjadi kelompok ultra-radikal, berkeinginan untuk melanjutkan perang.

Perpecahan tersebut terjadi di tengah operasi militer besar di daerah itu. Kantor berita resmi Suriah, SANA, melaporkan, pada Senin (2/7/2018) gerilyawan di Kota Kecil Busra Ash-Sham di pinggir timur Daraa telah mulai menyerahkan senjata mereka kepada militer Suriah.

Hal itu sebagai bagian dari proses perdamaian yang telah disepakati di kota kecil tersebut sehari sebelumnya. “Proses penyerahan senjata di Busra Ash-Sham itu diperkirakan selesai pada Selasa,” ungkap SANA, Selasa (3/7/2018).

Penyerahan senjata tersebut terjadi setelah beberapa kota kecil menerima untuk melaksanakan proses perdamaian dengan militer Suriah di Daraa. Sementara kota kecil lain telah direbut kembali melalui aksi militer. Sehari sebelumnya, gerilyawan di Busra Ash-Sham dan Kota Kecil Jizeh menerima baik kesepaskatan rujuk dengan pemerintah.

Kesepakatan perdamaian tersebut telah diusulkan oleh Rusia, yang terlibat dalam proses perundingan dengan bermacam kelompok gerilyawan di Daraa. Hal itu menjadi bagian dari upaya mencapai kesepakatan damai dengan kembalinya Daraa ke dalam kendali pemerintah dengan lebih sedikit aksi militer.

Kelompok pemantau Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia menyatakan, usulan Rusia itu menuntut gerilyawan di Daraa menyerahkan senjata berat dan sedang. Namun tetap memberikan keleluasaan kepada kepemilikan senjata ringan. Gerilyawan juga akan mengibarkan bendera Pemerintah Suriah di gedung pemerintah. Hal itu sebagai awal kembali beroperasinya lembaga pemerintah di daerah yang sebelumnya dikuasai gerilyawan di Daraa.

Lihat juga...