Mencicipi Salak Merah di Taman Buah Mekarsari

Editor: Satmoko Budi Santoso

BOGOR – Masyarakat Indonesia hanya mengenal salak secara umum seperti Salak Pondoh dan Salak Condet dari Jawa, Salak Bali serta Salak Gula-gula dari Sulawesi, Maluku maupun Papua.

“Jenis-jenis salak tersebut lebih disukai masyarakat Indonesia karena rasanya cenderung kering, manis, dan ngelotok,” kata Aziz Natawijaya, Manager R&D Taman Buah Mekarsari kepada Cendana News, belum lama ini.

Menurutnya, dari sekitar 20 jenis salak tersebut, ada beberapa jenis lain yang patut diberi perhatian karena memiliki kekhasan tersendiri. Sehingga dapat menjadi variasi pasar salak itu sendiri.

Salak tersebut dikenal dengan nama Salak Merah. Salak ini dapat dibedakan dari warna kulitnya yang merah magenta, berbeda dengan salak lainnya yang cenderung kecoklatan.

Aziz Natawijaya, Manajer R&D Taman Buah Mekarsari – Foto; Ist

Aziz menjelaskan, selain warnanya, bentuknya pun membedakan dengan salak lainnya. Karena dalam satu buah, terdiri dari dua juring dan dua biji. Ukuran “sisik” buahnya dua kali lebih besar dari salak lainnya.

Dua juring tersebut juga menempel rata dan sejajar sehingga tidak ada lekukan dan menjadikan buah ini lebih sulit untuk dikupas dibandingkan dengan sepupunya.

Selain itu, daging buahnya berair, rasa asam segar dan beraroma cenderung wangi, bisa diperoleh saat mencicipi salak yang merupakan tanaman khas Kalimantan dan Sumatera itu.

Salak Sidempuan juga sering dikatakan salak merah. Secara fisik Salak Sidempuan mirip dengan Salak Pondoh. Ukuran buahnya paling besar dibandingkan dengan salak yang dikonsumsi pada umumnya. Dagingnya berair, rasanya sepat masam dan sedikit manis.

Lihat juga...