Klepon, Kue Tradisonal Khas Muncul di Saat Ramadan
Editor: Satmoko
Tepung beras dan tepung ketan yang disiapkan diakui Mujani selanjutnya diadon dengan air mendidih ditambah garam,pasta pandan hingga adonan kalis. Adonan yang sudah kalis dibentuk menjadi pipih dan diberi isian gula merah yang telah disisir hingga berbentuk bulatan.
Setelah bulatan selesai dibuat proses pembuatan selanjutnya bisa direbus pada air mendidih atau dikukus hingga matang.
“Dalam kondisi hangat setelah ditiriskan bulatan klepon digulingkan pada parutan kelapa yang sudah diberi garam,” beber Mujani.
Kue klepon atau disebut mol-mol di daerah Bengkulu disebut Mujani selanjutnya diwadahi dalam plastik mika bening. Kue klepon tersebut diisi sebanyak 10 bulatan lengkap dengan taburan parutan kelapa dan siap dijual setiap sore.
Mujani mengaku menyediakan sebanyak 100 bungkus klepon dengan wadah berisi 10 klepon seharga Rp5.000 dan wadah berisi 20 klepon seharga Rp10.000 setiap wadah. Sehari ia memastikan bisa menjual sekitar 90 bungkus klepon bahkan kerap habis terjual.
Sehari berjualan kue klepon dan beberapa kuliner tradisional diakui Mujani dirinya bisa memperoleh omzet berkisar Rp500.000 hingga Rp750.000. Hasil penjualan sejumlah kue tradisional tersebut diakuinya dipergunakan untuk keperluan hari raya Idul Fitri.
Wanita yang mengenyam pendidikan SMK Kejuruan tata boga tersebut bahkan mengaku kerap berjualan sejumlah kuliner tradisional sebagai sumber penghasilan dan untuk biaya melanjutkan kuliah.
Jono (40) salah satu warga Bakauheni menyebut kue klepon ketan dengan taburan parutan kelapa menjadi kue favoritnya. Sebagai jajanan tradisional dengan bahan bahan alami kue klepon pada hari biasa kerap ditemukan di penjual jajanan pasar. Saat bulan Ramadan ia memilih kue klepon karena memiliki tekstur lembut yang cocok untuk membatalkan puasa.