MANADO — Pariwisata mulai menjadi nadi perekonomian Indonesia, termasuk di Provinsi Sulawesi Utara, karena pemerintah berupaya mendorong pertumbuhan sektor tersebut sebagai sumber devisa terbesar pada masa mendatang.
Untuk mencapai target tersebut, sampai-sampai semua momentum dimanfaatkan untuk meningkatkan sektor pariwisata.
Hal itu, seperti saat libur Lebaran kali ini yang cukup panjang, dimanfaatkan pemerintah untuk mengeksplorasi sisi eksotis wisata di Provinsi Sulut.
Libur Lebaran yang cukup panjang tahun ini memberikan keuntungan bagi pelaku usaha yang bergelut di sektor pariwisata di Provinsi Sulut.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Utara, Jhonny Lieke mengatakan waktu libur Lebaran kali ini yang sampai 10 hari, membuat semua objek wisata, baik alam maupun buatan ramai dikunjungi wisatawan.
Pengunjung berbagai objek wisata di daerah itu memang kebanyakan masyarakat lokal. Kecil kemungkinan daerah setempat mengharapkan kunjungan wisatawan domestik atau mancanegara saat musim libur Lebaran.
“Jika masyarakat banyak mencari lokasi wisata untuk berlibur, maka ini peluang baik untuk para pedagang, pelaku bisnis lainnya untuk meraup rezeki, karena masyarakat akan mengeluarkan dana lebih untuk belanja,” katanya.
Penjual di lokasi wisata, pengemudi taksi, penjual suvenir akan diuntungkan dengan mendapat penghasilan yang lebih daripada hari biasa.
Para pengusaha yang akan mendapatkan keuntungan dipastikan akan membayar pajak, sedangkan hasil dari pajak tersebut untuk kesejahteraan masyarakat, seperti membangun jalan dan tempat umum lainnya.
Hal senada juga dikatakan Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Provinsi Sulawesi Utara, Merry Karouwan bahwa libur Lebaran 2018 akan berdampak positif bagi sektor pariwisata.