Tempoyak Patin, Kuliner Tradisional Penggugah Selera Makan

Editor: Satmoko

LAMPUNG – Salah satu kuliner berbahan ikan yang kerap disajikan sebagai menu untuk makan di antaranya makanan olahan berbahan ikan patin.

Remi (69) warga perantauan asal Jambi yang menetap di Lampung sejak empat puluh tahun silam menyebut, ikan patin menjadi bahan dasar untuk pembuatan berbagai jenis kuliner. Salah satu kuliner berbahan ikan patin di antaranya pindang yang digoreng, dibuat sambal serta berbagai kuliner lain.

Ragam menu olahan ikan patin yang kerap dibuat oleh Remi di antaranya ikan patin yang dipadukan dengan sambal tempoyak. Sambal tempoyak disebut Remi merupakan salah satu sambal hasil fermentasi daging buah durian.

Remi, menyiapkan ikan patin yang digoreng sebelum dibuat menjadi kuliner tradisional tempoyak patin menu untuk keluarganya [Foto: Henk Widi]
Bagi masyarakat Jambi, Palembang dan Lampung, sambal tempoyak disebutnya selalu dibuat saat panen buah durian melimpah. Sambal fermentasi tersebut disimpan dalam toples dan disimpan dalam kulkas sebelum digunakan.

“Saya selalu menyediakan sambal tempoyak beberapa toples karena bisa tahan lama disimpan. Selanjutnya digunakan untuk teman makan nasi serta dipadukan dengan beragam kuliner lain,” terang Remi, salah satu warga kecamatan Penengahan, saat ditemui Cendana News, baru-baru ini.

Remi menyebut seperti di daerah asalnya di wilayah Muara Bungo, tempoyak kerap dibuat dengan memadukan bawang putih, garam dengan buah durian matang.

Fermentasi dilakukan dengan memasukkan dalam toples kaca tertutup sehingga bisa digunakan berbulan-bulan terutama dengan penyimpanan yang sempurna di dalam kulkas. Penyimpanan dalam lemari pendingin membuat ia bisa memanfaatkan sambal tempoyak sewaktu-waktu.

Lihat juga...