Posdaya Bahari Dapat Bantuan Mesin Jahit dari Disnakertrans
Editor: Satmoko
Ia mengaku jika mesin jahit itu hanya diletakkan di rumah ketua saja, maka akan sangat berisiko menjadi aset yang menumpuk di rumah. Untuk itu, pembagian mesin ke setiap anggota adalah langkah yang tepat.
“Kita di Kube ini tidak memiliki uang kas. Karena akhir-akhir ini pemesanan pembuatan tas lagi sepi. Maka kita berharap betul dengan adanya bantuan mesin jahit, akan membuat kinerja anggota Kube lebih baik lagi,” ucapnya.
Dewi menjelaskan, di Posdaya Bahari usaha jahit yang paling dikenal orang ialah membuat tas dari barang bekas. Untuk membentuk tas, dibutuhkan mesin jahit. Setelah itu barulah ada langkah penggunaan barang bekas untuk menjadi hiasan dan pelapis dalam tas tersebut.
Ia mengaku para anggota Kube sudah lama menanti adanya bantuan mesin jahit tersebut. Karena jika dibeli secara pribadi, akan menghabiskan banyak uang. Sehingga upaya mengharapkan bantuan dari pihak pemerintah harus dilakukan para anggota Kube.
“Yang saya inginkan nanti, jelas ekonomi masyarakat yang menjahit itu lebih baik lagi, serta dapat memiliki pasar yang bagus,” harapnya.