Mantan Kepala Badan Diklat Jatim ini menilai, penurunan hasil UN merata terjadi di Indonesia. Hasil di Jatim diklaimnya, masih cukup baik bila dibandingkan dengan daerah lain. “Semua se-Indonesia hasilnya seperti ini. Jatim masih cukup baik. Bayangkan yang di luar Jawa,” tuturnya.
Salah satu cara membuat siswa serius dalam menghadapi UN adalah mengembalikan UN sebagai syarat kelulusan. Saiful menjelaskan, beberapa waktu lalu Kemendikbud sudah mewacanakan hal tersebut. “Saya berharap hal itu tidak terjadi. Jika itu terjadi, dampaknya akan serius dan membuat semua pihak harus kerja keras. Mulai dari kepala dinas, kepala sekolah, serta guru,” ucapnya.
Pada tahun ini jumlah peserta UN jenjang SMP/MTs se-Jatim ada 592.372 siswa. Rinciannya, jenjang SMP berjumlah 408.089 siswa, sedangkan jenjang MTs berjumlah 184.283 siswa. Untuk lembaga penyelenggara UN ada 4.500 lembaga SMP.
Sebanyak 3.719 lembaga SMP menyelenggarakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), sisanya 881 lembaga Ujian Nasional berbasis Kertas dan Pensil (UNKP). Pada jenjang MTs, total ada 3.488 lembaga menyelenggarakan UN. 3.486 lembaga menggunakan UNBK, sementara dua lembaga sisanya UNKP. (Ant)