Giwo: Sejak 1928, Kowani Dorong Pemberdayaan Perempuan

Editor: Koko Triarko

JAKARTA – Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Giwo Rubianto, mengatakan, Kowani Fair 2018 merupakan konsistensi dan komitmen Kowani kepada Ibu Pertiwi,  dalam upaya meningkatkan ekonomi nasional melalui pemberdayaan perempuan.
Menurut Giwo, dengan tema ‘Optimalisasi Kemandirian Perempuan Pengusaha untuk Ketahanan Ekonomi Keluarga’, ajang ini adalah salah satu program Kowani di bidang ekonomi dan koperasi.
“Kowani Fair adalah upaya peningkatan pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi, dengan memperkuat jejaring usaha secara regional maupun global,” kata Giwo, dalam sambutannya pada pembukaan Kowani Fair 2018 di Gedung Smecso Indonesia, Jakarta, Kamis (24/5/2018).
Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Giwo Rubianto pada pembukaan Kowani Fair 2018 di Gedung Smesco Indonesia, Jakarta, Kamis (24/5/2018). -Foto: Sri Sugiarti.
Menurutnya, dalam kiprahnya sejak didirikan pada 1928, Kowani selalu mendorong pemberdayaan perempuan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan. Sehingga  dalam berbagai program, selalu lebih inovatif dan produktif.
“Kowani peduli untuk mendapatkan peluang ekonomi perempuan yang merupakan hal mendasar untuk pembangunan berkelanjutan”, katanya.
Dengan memperkuat posisi perempuan dalam kemaslahatan dan ekonomi, Giwo berharap Kowani memiliki multiplayer efek dalam mencapai tujuan. Utamanya, mengentaskan kemiskinan, kelaparan, masalah kesehatan, pendidikan, dan  kesetaraan gender.
Disampaikan dia, Kowani Fair 2018 ini diikuti 150 stand dengan pesertanya adalah organisasi Kowani tingkat provinsi, kabupaten kota dan juga kemitraan.
Acara ini juga akan dimeriahkan dengan seminar mengenai penguatan perempuan dalam bidang UMKM, seperti perlindungan UMKM, bagaimana mendapatkan hak paten.
Juga penyuluhan lingkungan hidup dan lomba-lomba untuk menguatkan peranan perempuan di dalam masyarakat, serta menampilkan peran dari organisasi Kowani.
Menurutnya, acara ini merupakan rangkaian kegiatan Kowani, sebagai tuan rumah pelaksanaan konferensi perempuan sedunia sekaligus memperingati 90 tahun pergerakan kemajuan perempuan yang akan diadakan di Yogyakarta pada 12-19 September 2018.
“Bersama dengan 100 organisasi perempuan Indonesia, dan kami berharap 140 peserta negara international consulting women dapat hadir di Yogyakarta, nanti,” ujar Giwo.
Kowani sebagai organisasi federasi perempuan tertua dan terbesar di Indonesia yang didirikan pada 1928, kini telah memiliki 91 organisasi perempuan dengan jumlah anggota 60 juta di seluruh Indonesia.
“Senyatanya, kami ingin berkarya memberikan yang terbaik bagi nusa dan bangsa Indonesia,” tegas Giwo.
Menurutnya, Kowani terus bergerak melaksanakan terobosan-terobosan melalui berbagai upaya untuk memajukan peran yang mempunyai nilai tinggi. Seperti MoU kerja sama dengan kemitraan seluruh komponen bangsa, lapisan masyarakat, hingga luar negeri.
Selama 17 tahun terakhir ini, tambah dia, Kowani mempromosikan industri kreatif dan menciptakan jaringan komunikasi antara produsen, penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi.
Juga memfasilitasi perempuan pengusaha untuk mempromosikan hasil produksinya, sekaligus mencari pasar baru.
Sehingga, diharapkan mampu menjadikan produk nasional yang dapat dipasarkan di luar negeri. “Terpenting, produk UMKM kreasi perempuan Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” tegas Giwo.
Selain itu, lanjut Giwo, Kowani Fair juga berdampak langsung terhadap pariwisata di DKI, melalui sektor UMKM. Dampak lainnya adalah pertukaran informasi dan komunikasi dengan terbangunnya jaringan melalui teknologi. Sehingga informasi dan teknologi mau mendekatkan yang jauh dan merapatkan yang dekat.
“Artinya, dengan teknologi, semua menjadi mudah. Dan, selama perempuan ada, Kowani harus tetap ada dengan inovasi, kreativitas, dan terobosan yang selalu berkembang maju,” tutupnya.
Lihat juga...