Blasi Alu, Tarian Pesta Panen Etnis Tana Ai
Editor: Satmoko
“Setelah dibuat ritual adat, baru diperbolehkan untuk menampilkan tarian ini. Ritual adat khusus dihadiri oleh para tetua adat saja. Dalam menarikan tarian ini di tengah-tengah lingkaran penari tidak diperbolehkan memakai Lesung,” terangnya.
Karena kalau memakai Lesung, lanjut Moses, maka harus membunuh seeekor hewan, biasanya menggunakan babi. Juga harus memberi makan arwah leluhur serta bumi dan langit dengan membuat ritual adat menggunakan telur ayam terlebih dahulu.
“Ritual adat ini dilakukan untuk mendirikan Lesung atau memperbolehkan penggunaan Lesung dalam tarian ini. Bila tidak menggunakan Lesung, maka di tengah lingkaran penari ditaruh sebuah batu ceper sebagai simbol. Atau langsung Alu dihentakkan ke tanah saat menari,” jelasnya.
Setiap ritual adat, beber Moses, telur ayam harus lebih dahulu dipersembahkan. Sebab bagi orang Tana Ai, ayam dianggap sebagai jago dunia. Karena ketika ayam berkokok adalah pertanda khusus hari menjelang pagi.
“Bila menarikan Wadong Alu atau Blasi Alu di kebun maka wajib menggunakan lesung. Di dalamnya ditaruh batu sebagai simbol. Sebelum pesta panen di kebun semua sudah dibuat ritual adat terlebih dahulu, termasuk menyembelih hewan dan mengadakan ritual untuk mendirikan atau membuat berdiri Lesung,” sebutnya.
Untuk warga etnis Tana Ai yang bermukim di Buhe Buluk atau perkampungan di lembah terang Mosen, tarian ini dinamakan Wadong Alu tetapi kalau di Buhe Gahar atau kampung yang ada di dataran tinggi atau pegunungan dinamakan Blasi Alu.
Disaksikan Cendana News, saat tarian ini dipentaskan semua penari bertelanjang kaki berdiri membentuk lingkaran dan menari berputar. Alu yang dipegang di tangan kanan dihentakkan ke tanah saat penari maju bersamaan ke batu di tengah lingkaran seraya melantunkan syair-syair lagu dan pantun.