Tabur Puja Sasar Pelaku Usaha Kerupuk Ubi di Pedesaan
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
SOLOK — Dikerumuni asap di tungku sudah menjadi hal yang biasa dijalani oleh Wildayati, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Kubung, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
Hal itu dilakukannya untuk mencari sedikit rezeki membantu kebutuhan keluarga. Usahanya ialah membuat kerupuk ubi singkong.
Usaha itu, telah dijalani olehnya bersama suami dua tahun terakhir. Secara perlahan-lahan, dengan cara membeli singkong dari petani di sekitar daerah Kubung, Wildayati tanpa henti setiap hari membuat kerupuk singkong.
Namun, mengingat tidak memiliki modal usaha. Singkong yang dibelinya itu bukanlah bayarkan langsung, tapi akan dibayarkan setelah kerupuk ubinya terjual di pasar.
“Ubinya saya beli itu utang dulu. Nanti kalau sudah ada uang jual kerupuk ubinya, barulah saya bayarkan. Ya untungnya saya dapatkan Rp40 ribu per harinya,” katanya, ketika Cendana News menemui langsung di rumahnya, di Solok, Selasa (10/4/2018).
Per harinya, ibu tiga orang anak ini mampu membuat kerupuk dari 50 kg singkong. Apabila cuaca bagus, maka 50 kg singkong itu bisa menghasilkan 750 kerupuk.
Harga kerupuk itu, untuk isi 50 buah dalam satu ikat hanya Rp9.000. Kondisi demikian dijalani olehnya rutin setiap harinya. Namun, kini ia pun mencoba mengajukan pinjaman modal usaha ke Kelompok Tabur Puja Bina Karya, Koto Baru.
“Dandang pemasak saya juga sudah bocor. Saya sangat berharap mendapat pinjaman modal usaha,” harapnya.
Ia mengaku, menjalani usaha membuat kerupuk singkong, karena ingin mencoba mendapat penghasilan sampingan selain dari menjadi buruh di sawah. Apalagi dengan kondisi ekonomi kini, harga barang semuanya pada mahal, membuatnya berpikir untuk mendapatkan pemasukan.