[Review] Beras Bosok Kanggo Rakyat, Rastra Ditunggu dan Dikeluhkan
Editor: Mahadeva WS
MALANG — Bagi masyarakat tidak mampu, mendapatkan beras dengan harga murah menjadi sebuah kebahagian tersendiri. Beras murah yang diterima sebagai bantuan mampu mengurangi beban biaya hidup sehari-hari.
Namun apa jadinya jika ternyata beras murah yang mereka idam-idamkan tersebut memiliki kualitas yang buruk hingga tidak layak untuk di konsumsi. Akankah mereka yang menerima beras sejahtera (rastra) dengan kualitas buruk bisa mendapatkan kebahagian dan sejahteraan sesuai namanya? Atau justru mereka kecewa dengan beras yang mereka dapatkan?
Permasalah tersebut yang ingin diangkat oleh sineas muda asal Purbalingga, Firman Fajar Wiguna, dalam karya film dokumenter pendek berjudul ‘Beras Bosok Kanggo Rakyat’.
Film dokumenter berdurasi 10:35 menit tersebut diawali adegan Suyatmi, salah satu warga Desa Beji, Bojongsari, Purbalingga yang sedang berjalan menuju balai desa Beji untuk mendapatkan Beras Rastra. Setiba di balai desa, sempat terjadi dialog antara Suyatmi dengan petugas desa yang membagikan beras rastra.

Di tempat tersebut Suyatmi menyampaikan protes karena setiap kali mendapatkan beras rastra, kondisi dari beras bantuan tersebut tidak layak untuk dimakan. “Kalau tujuannya untuk dimakan, memang harusnya beras yang layak,” protes Suyatmi. Protes tersebt di jawab oleh sang petugas pendistribusi dengan menyebut kondisi beras sudah demikian semenjak beras datang.”Disini terima berasnya sudah dalam kondisi seperti itu,” ujar sang petugas dalam dialog di sala satu adegan Beras Bosok Kanggo Rakyat.